Sampai Tahap Mana Kecemasan Masih Bisa Dianggap Wajar? Simak Penjelasan Dokter Berikut Ini

Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Melia Istighfaroh
Ilustrasi kecemasan sosial

Akibatnya, risiko terpapar virus corona bisa menjadi lebih besar.

Belum tentu sebuah gangguan

Kendati demikian, kecemasan yang dialami gara-gara pandemi belum tentu sampai pada level gangguan.

"Sebetulnya Dari awal pandemi dimulai dikatakan memang risiko kita tidak gangguan, tapi mengalami kecemasan yang berlebihan itu risikonya sampai 4 kali lipat, jelas dr. Sylvana Evawani, Sp.KJ.

Karenanya bukan tidak mungkin seseorang yang tidak memiliki riwayat kecemasan, mengalaminya di masa pandemi.

Baca juga: Dokter Paparkan Faktor Risiko Gangguan Kecemasan Sosial, Mulai Faktor Biologis hingga Parenting

Ilustrasi kecemasan sosial (Freepik)

"Jadi mungkin saja kita tadinya tidak punya gejala cemas berlebihan sekarang ada tuh tendensi ke arah sana."

Hal ini juga berlaku untuk orang yang memang sudah mengalami gangguan kecemasan.

Adanya pandemi bsia saja memperparah gangguan sebelumnya.

"Bisa ada risiko untuk terjadi peningkatan, atau yang tadinya sudah mulai tenang bisa muncul lagi itu gangguan kecemasannya," paparnya.

Kendati demikian, gangguan kecemasan tidak hanya disebabkan satu faktor saja, termasuk pandemi Covid-19.

dr. Sylvana Evawani, Sp.KJ mengatakan, kecemasan disebabkan oleh multifaktor.

"Bahwa ada misalnya secara biologi, mungkin seseorang tersebut sudah punya riwayat," jelasnya.

"Kemudian dia punya temperamen, artinya dia punya karakter untuk lebih mudah merasa cemas."

"Itu kemudian dikombinasikan tadi dengan faktor-faktor risiko lainnya."

Baca berita lain tentang kesehatan umum di sini.

(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)