Pentingnya Makanan Pendamping ASI (MPASI) bagi Anak, Simak Ulasan Dokter Berikut

Penulis: Ranum Kumala Dewi
Editor: Melia Istighfaroh
Ilustrasi Pemberian MPASI

TRIBUNHEALTH.COM - Makanan pendamping air susu ibu atau biasa disebut MPASI, biasanya mulai diberikan saat anak berusia 6 bulan.

Pada tahap MPASI, seorang ibu biasanya akan mengenalkan berbagai tekstur dan rasa makanan pada anak.

Meski demikian, saat pemberian MPASI ibu tetap memastikan terpenuhinya gizi si kecil saat usia 6 bulan.

Lantas seberapa pentingkah pemberian MPASI diberikan kepada anak?

Baca juga: Setiap Bayi Punya Kebutuhan MPASI Berbeda, Dokter Tekankan Pentingnya Konsultasi dengan Profesional

ILUSTRASI MPASI (tribunnews.com)

Dikutip TribunHealth.com dari tayangan YouTube Tribun Health, Sabtu (10/7/2021), dr. Ayodhia Pitaloka Pasaribu, M. Kes (Ped), SpA (K). Ph.D (CTM) memberikan tanggapannya.

Menurut pemaparan Ayodhia, pada anak usia tertentu, kebutuhan akan nutrisi mulai melebihi apa yang disediakan oleh ASI.

Sehingga bila hanya mengonsumsi ASI saja, masih kurang mencukupi.

Baca juga: Apakah Aman Jika Saya Berikan MPASI Instan yang Ada di Supermarket? Begini Jawaban Ahli Gizi

ILUSTRASI PEMBERIAN MPASI (tribunnews.com)

"Pada suatu periode tertentu kehidupan bayi, ASI saja sudah tidak cukup lagi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi."

"Terlebih untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal."

"Sehingga MPASI diberikan, agar kebutuhan nutrisinya bisa terpenuhi," sambungnya.

Oleh karena itu, ia menegaskan, bahwa MPASI sangat penting diberikan pada anak yang sudah mulai membutuhkan kebutuhan nutrisi yang lebih dari ASI.

Seperti halnya pada seorang anak, yang semakin bertambahnya usia, kemampuan beraktivitas akan semakin banyak, maka membutuhkan asupan energi dari sumber makanan yang tidak hanya bisa berasal dari ASI.

Baca juga: Ibu Hamil Perlu Tahu Kondisi-kondisi Rawan Terjadinya Hiperemesis Gravidarum, Simak Ulasan Dokter

Baca juga: Simak Panduan CDC untuk Jaga Kesehatan Rongga Mulut Bayi, Harus Dibersihkan meski Belum Tumbuh Gigi

Penjelasan dr. Ayodhia Pitaloka Pasaribu, M. Kes (Ped), SpA (K). Ph.D (CTM) ini dikutip dari tayangan YouTube Tribun Health, Sabtu (10/7/2021).

(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)