TRIBUNHEALTH.COM - Dokter gigi melihat ada kecenderungan kejadian kanker pada rongga mulut diawali oleh kejadian sariawan.
Dimana diduga oleh pasien sebagai sariawan.
Tetapi kemudian berlanjut menjadi sariawan yang cukup ganas.
Dilansir oleh Tribunhealth.com penjelasan Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen dalam tayangan YouTube Warta Kota Production program Sapa Dokter tentang kebiasaan yang dapat menyebabkan iritasi pada rongga mulut.
Dan kebetulan kebiasaan dari pasien yang bisa memicu kejadian teriritasinya secara terus menerus jaringan lunak rongga mulut.
Baca juga: Apa itu Tanam Benang? Simak Penjelasan dr. Caryn Miranda Saptari Berikut
Baca juga: Peneliti Sebut Peningkatan Kasus di Kudus Akibat Covid-19 Varian Delta
Baca juga: Adakah Perbedaan Behel Fashion dengan Behel Medis? Berikut Jawaban Dokter Gigi
Contohnya pada mereka yang memiliki kebiasaan makan pinang.
Dimana makan pinang dibebarengi dengan kapur sirih.
Kemudian diakhiri dengan tembakau.
Dokter gigi menduga jika kapur sirih bersifat membakar.
Sehingga dapat menimbulkan iritasi pada rongga mulut kita.
Yang pada gilirannya jika kita memiliki kebiasaan mengunyah pinang dan sirih kemudian diakhiri dengan tembakau.
Dimana kita ketahui jika tembakau adalah karsinogenik.
Kebiasaan ini dapat memicu kejadian tersebut.
drg. Anastasia seringkali menemui di daerah-daerah yang memiliki kebiasaan memakan sirih pinang dan menggulung tembakau.
drg. Anastasia menemukan kondisi ini pada pasiennya yang kebetulan memiliki masalah gigi.
Jadi misalkan gigi berlubang atau kondisi-kondisi lain yang lalu memicu lidahnya sering menghisap-hisap area gigi.
Kebetulan lebih banyak terjadi pada kasus yang ada kariesnya.
Baca juga: Simak Penjelasan Dokter Mengenai Fungsi Kawat Gigi yang Dipasang Dibelakang Gigi
Baca juga: Waspada Faktor Risiko Penyakit Jantung, Simak Penjelasan Dokter Berikut
Baca juga: Bagaimana Cara Menghindari Lingkungan yang Rentan terjadi Kekerasan Seksual? Ini Jawaban Psikolog
Sehingga ada permukaan yang tajam.
Aktivitas ini dapat memicu kejadian iritasi pada area tersebut yang berulang secara terus-menerus.
Kemudian dapat memicu kejadian kanker.