TRIBUNHEALTH.COM - Gigi sensitif biasa dikeluhkan oleh pasien sebagai nyeri sesaat yang muncul pada gigi.
Kita harus membedakan apakah kasusnya adalah hiper sensitif dentin atau hiper sensitifity of teeth ataukah yang terjadi adalah gigi yang pecah.
Kemudian kasus-kasus kelainan pada jaringan pulpa, periodontitis, atau periostitis.
Dilansir oleh Tribunhealth.com penjelasan Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen dalam tayangan YouTube Warta Kota Production program Sapa Dokter edisi 11 Mei 2021 tentang mekanisme gigi sensitif.
Baca juga: Dokter Tegaskan Jika Pertolongan Pertama Serangan Jantung Dilakukan di Rumah Sakit, Bukan di Rumah
Baca juga: Dokter Spesialis Anak Jelaskan Fase Penyakit Demam Berdarah: Fase Panas, Menentukan, dan Pemulihan
Itu adalah kasus-kasus keluhan lanjut yang pasien bisa mengeluhkannya sebagai rasa nyeri dan lain-lain.
Kejadian sensitif dentin, rasa ngilu yang dialami oleh pasien, biasanya apabila yang terjadi adalah sebatas terbukannya lapisan pertama gigi yaitu enamel.
Artinya enamel terbuka, pada akhirnya dentin akan terbuka.
Jadi karena enamel telah rusak, telah lepas oleh berbagai sebab.
Seperti karies, atrisi, abrasi atau aktivitas menggosok gigi menggunakan sikat gigi yang materialnya keras.
Kemudian apfraksi atau, biasanya oleh aktivitas mengerot.
Selain itu, juga dapat disebabkan oleh erosi yang disebabkan oleh bahan-bahan kimia yang diantaranya juga makanan, termasuk bahan-bahan pasta gigi yang tidak ideal.
Kemudian kasus resesi gingiva atau turunnya gusi oleh karena migrasi margin gingiva atau tepi gingiva kearah bawah, kearah leher gigi atau oleh suatu penyakit periodontal.
Atau bisa juga akibat penggosokkan atau pembersihan gigi dengan menggunakan sikat gigi dengan cara keliru.
Misalkan dengan cara yang terlalu keras.
Nyeri gigi yang akan dibahas, mekanismenya terbagi atas 2.
Pertama adalah transduksi odontoblas.
Yang kedua adalah neuro hidrodinamik.
Transduksi odontoblas adalah kejadian yang muncul pada persyarafan akibat odontoblas dari sel-sel yang diturunkan dari syaraf menjadi sel reseptor atau perantara melalui sambungan sinaps dengan persyarafan.
Kemudian bisa memunculkan reaksi rasa ngilu pada ujung-ujung syaraf.
Dan kemudian akan dikeluhkan oleh pasien sebagai rasa ngilu.
Baca juga: Dok, Berapa Lama Pemakaian Ideal Behel?
Baca juga: Dokter Anak Bagikan Tips Apa yang Perlu Dilakukan Orangtua Jelang Pembelajaran Tatap Muka Terbatas