Kenali Gejali Happy Hypoxia Syndrome agar Terhindar dari Penyakit Ini

Penulis: Dhiyanti Nawang Palupi
Editor: Ekarista Rahmawati
Ilustrasi gejala happy hypoxia

TRIBUNHEALTH.COM - Hypoxia merupakan kondisi yang muncul ketika kadar oksigen di tubuh menurun drastis.

Happy hypoxia syndrome (silent hypoxemia) adalah penurunan kadar oksigen di tubuh tanpa gejala berarti.

Lantas, apa saja ciri-ciri hypoxia (hipoksemia)?

1. Sesak nafas

2. Batuk

3. Sakit kepala

Baca juga: Waspada Happy Hypoxia, Gejala Baru Pasien COVID-19

Baca juga: Muncul Gejala COVID Tongue, Terasa di Bagian Lidah, Simak Penjelasannya

4. Detak jantung cepat

5. Napas yang berbunyi

6. Warna biru pada kulit, bibir, dan kuku

Ilustrasi tenaga medis yang menangani pasien COVID-19 (bali.tribunnews.com)

Organ tubuh yang rusak akibat hypoxia adalah paru-paru, hati, dan otak.

Happy hypoxia merupakan gejala baru yang ditemukan pada beberapa penderita COVID-19.

Gejala ini ditemukan saat melakukan pemeriksaan saturasi oksigen dengan alat pulse oxymeter pada pasien.

Pada kondisi normal, kadar oksigen dalam darah adalah 95-100%.

Baca juga: Update Kasus Covid-19 di Indonesia 20 April 2021: Tambah 6.728 Sembuh, 5.549 Positif, 210 Meninggal

Baca juga: Waspada, Virus G4 Menjadi Potensi Pandemi Baru selah COVID-19

Sedangkan pada penderita happy hypoxia, kadar oksigennya bisa turun sampai dibawah 50%.

Terkadang gejala ini menipu ahli medis karen pasien masih terlihat baik-baik saja.

Ilustrasi covid-19 yang mengintai manusia (Pixabay.com)

Selain itu, pasien masih dapat beraktivitas.

Padahal sebenarnya pasien sedang mengalami penurunan kadar oksigen dalam darahnya.

Secara perlahan, kondisi pasien akan menurun bahkan bisa sampai memburuk.

Baca juga: Covid-19 Memicu Terjadinya Depresi Pada Masa Pandemi

Baca juga: Waspada Munculnya Varian Baru COVID-19 E484K Terdeteksi di Indonesia

Hal ini disebabkan karena kadar oksigen semakin turun drastis.

Jika tidak segera ditangani dapat merenggut nyawa pasien.

(TribunHealth.com/Dhiyanti)

Berita lain tentangĀ  sindrom ada di sini