Baca tanpa iklan
TRIBUNHEALTH.COM - Sleep apnea adalah masalah kesehatan di mana penderita akan terbangun dari tidur dalam keadaan sulit bernapas.
Penyakit ini terbagi menjadi dua jenis, yakni obstruktif dan apnea tidur sentral, sebagaimana dibahas dalam tayangan Ayo Sehat Kompas TV yang tayang di YouTube pada 1 Maret 2021.
Sleep apnea obstruktif
Pertama adalah obstruktif, yang disebabkan otot di bagian belakang tenggorokan rileks.
Ketika otot dalam keadan rileks saluran napas bisa menyempit.
Hal ini kemudian mengganggu jalan napas.
Baca juga: Tips Mengatur Pola Tidur saat Berpuasa di Bulan Ramadhan
Baca juga: Sering Sakit Perut Saat Mau Tidur, Itu Kenapa ya Dok?
Sehingga pasokan oksigen dalam darah berkurang karena kekurangan udara.
Saat kekurangan oksigen, otak mengirim sinyal untuk bangun dan membuka kembali jalan napas.
Saat terbangun penderita sleep apnea akan kaget dan tersedak.
Pola ini bisa terjadi lima hingga 10 kali setiap jam sepanjang malam.
Sleep apnea sentral
Kedua adalah apnea tidur sentral.
Jenis ini terjadi karena otak gagal mengirim sinyal ke otak pernapasan.
Baca juga: Apakah Kurang Tidur Bisa Menyebabkan Darah Rendah Dok?
Baca juga: Perlu Waspada, Ini Dampak Memiliki Kualitas Tidur yang Buruk
Dampaknya seseorang menjadi kehilangan refleks bernapas selama beberapa saat.
Kondisi ini bisa membuat penderita bangun dalam keadaan sesak napas dan sulit untuk tidur kembali.
Lalu pada siapa sleep apnea bisa terjadi?
Masalah sleep apnea bisa menimpa siapa saja, baik anak maupun orangtua.
Sleep apnea adalah masalah kesehatan serius.
Pasalnya apnea bisa memicu komplikasi atau penyakit lainnya.
Baca juga: Sesak Napas Saat Tidur, Gejala Penyakit Apa Dok?
Baca juga: Jam Kerja dan Jam Tidur Terbalik? Dokter Jelaskan Dampaknya
Beberapa di antaranya adalah tekanan darah tinggi dan masalah jantung.
Masalah ini bisa menimpa siapa saja, baik anak maupun orangtua.
Sleep apnea adalah masalah kesehatan serius.
Pasalnya apnea bisa memicu komplikasi atau penyakit lainnya.
Beberapa di antaranya adalah tekanan darah tinggi dan masalah jantung.
Baca artikel lain seputar kesehatan umum di sini.
(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)