Halitosis yang bersifat patologis bisa disebabkan karena masalah pada mulut atau dari luar.
"(Masalah dari luar) maksudnya adalah penyakit sistemik."
Baca juga: Ini Fakta Mengenai Gigi Sensitif yang Perlu Diketahui
Baca juga: Menggertakkan Gigi Saat Tidur Sangat Berbahaya, Persendian Rahang Sampai Bisa Terlepas
"Misalnya bagi mereka yang diabetes, biasanya ada bau aseton."
Selain itu, drg Anastasia mencontohkan beberapa penyakit lain yang bisa menimbulkan bau mulut seperti gangguan ginjal, paru-paru, hingga asam lambung.
Sementara halitosis yang terjadi karena masalah mulut, biasanya karena ada masalah pada jaringan lunak gigi, jaringan pendukung gigi, langit-langit, atau yang lain.
"Kalau ada anomali atau gangguan pada area tersebut, juga bisa menyebabkan aroma tidak sedap tersebut," katanya.
Lalu dari mana munculnya aroma tersebut?
"Bau halitosis itu kan ada unsur sulfur ya?"
Baca juga: Dua Penyebab Ibu Hamil Kerap Merasakan Gigi Sensitif, Bisa Gara-gara Faktor Hormonal dan Kebersihan
Baca juga: Ini Tips yang Harus Diperhatikan saat Datang ke Dokter Gigi Selama Pandemi
Unsur tersebut terkait dengan bakteri gram negatif, yang membutuhkan protein untuk beraktivitas.
Jika sebabnya memang karena hal itu, drg Anastasia menyebut akan dilakukan pembersihan pada area mulut yang memiliki tumpukan protein.
"Dimana itu? Permukaan lidah atau dorsal, dari pangkal lidah sampai depan," tandasnya.
Bentuk permukaan lidah yang terdiri atas tentakel-tentakel kecil, memungkinkan sisa makanna terperangkap di sana.
"Materi proteinnya akan diubah bakteri gram negatif tadi menjadi gangguan halitosis."
Selain itu, bakteri tersebut juga bisa bersembunyi di area-area gusi atau lubang gigi yang sulit dijangkau.
*Baca artikel lain seputar kesehatan gigi dan mulut di sini.
(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)