TRIBUNHEALTH.COM - Kebiasaan menggertakkan gigi ketika tidur, alias yang dinamakan bruxism ternyata berbahaya bagi tubuh.
Hal itu disampaikan oleh drg R. Ngt. Anastasia Ririen, dalam program Sapa Dokter Tribunnews pada 5 Maret 2021.
Untuk mengatasi masalah ini, dokter gigi harus melakukan berbagai pemeriksaan.
"Mulai dari pemeriksaan subjektif, objektif, pemeriksaan penunjang, termasuk dalam hal ini pemeriksaan radiografi bahkan kalau perlu MRI," katanya.
Hal ini untuk memastikan apakah masalah pada gigi pasien benar-benar karena bruxism atau hal lain.
Kemudian akan dilakukan rencana tindakan untuk menghentikan kebiasaan bruxism.
Pasalnya, dampak dari bruxism tak main-main.
Baca juga: Berikut Cara Mengatasi Gisi Sensitif yang Perlu Diketahui
Baca juga: Simak Ini Penyebab Gigi Kuning yang Perlu Diketahui
"Nanti gigi pasien bisa tinggal sedikit sepertiga, separuh, dan itu menyakitkan sekali," tegas drg Anastasia.
Kondisi itu akan menyebabkan rasa sakit yang hebat.
Apa lagi ketika bruxism sudah berdampak pada sendi rahang.
"Saya menemui pasien dengan kondisi ini, sungguh tidak mudah ya, karena sangat sakit" drg Anastasia menceritakan pengalamannya.
Pada kondisi yang lebih serius, bahkan bisa menyebabkan persendian yang lepas.
"Jadi sampai bisa pada beberapa kasus, sampai harus pada penggantian persendian karena sendinya sampai lepas," lanjutnya.
Baca juga: Dua Penyebab Ibu Hamil Kerap Merasakan Gigi Sensitif, Bisa Gara-gara Faktor Hormonal dan Kebersihan
Baca juga: Mengenal Gigi Sensitif dan Sederet Penyebabnya, Bisa Terjadi karena Menyikat Gigi Terlalu Keras
Bruxism sendiri merupakan gangguan komponen sistem pengunyahan akibat aktivitas parafungsional.
Kasus seperti ini banyak dialami orang, sebagaimana diberitakan TribunHealth.com sebelumnya.
Kendati demikian, biasanya yang bersangkutan tidak pernah menyadari karena dalam keadaan tertidur.
"Ada yang dilakukan ketika malam hari, dalam keadaan tidur, atau nocturnal bruxism."
Namun ada juga diurnal bruxism, yang dilakukan pada siang hari.
"Umumnya (diurnal bruxism) lebih cepat disadari dengan sendiri," kata drg Anastasia dalam forum yang sama.
Menurut penjelasan drg Anastasia, kasus bruxism terjadi karena dua hal.
Baca juga: Profil Prof Sri Oktawati, Dokter Gigi Spesialis Periodonsia yang Aktif di Berbagai Kegiatan Sosial
Baca juga: Ruang Lingkup Dokter Gigi Spesialis Konservasi Gigi, Salah Satunya Soal Gigi Berlubang