TRIBUNHEALTH.COM - Kanker serviks merupakan penyakit ganas yang menyerang mulut rahim.
Kanker serviks termasuk kanker yang paling banyak dialami di Indonesia, sementara di Asia Tenggara bahkan menempati urutan nomor 1.
Hal ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, dr. Supanji Raharja, Sp.OG (K), M.A.R.S, ketika menjadi narasumber Healthy Talk TribunHealth.com.
"Proses keganasan yang menyerang mulut rahim, intinya di situ kanker serviks," paparnya.

Kendati demikian, dia menegaskan bahwa kanker serviks bisa dicegah dengan langkah yang tepat.
"Dan hal yang sangat penting dari kanker serviks ini adalah salah satu kanker yang bisa dicegah, sebetulnya. Bisa dicegah secara primer ataupun sekunder."
Mengenali gejala awal
Salah satu langkah untuk mencegah kanker serviks adalah dengan mengenali gejala awalnya.
"Biasanya ada lesi prakanker sebelum terjadi kanker, ada lesinya dulu. Biasanya, gejalanya adalah keputihan yang sulit sembuh," papar dr. Supanji.
1. Pernah berhubungan seksual
Faktor pertama adalah pada perempuan yang sudah pernah berhubungan seksual.
Risiko ini meningkat pada orang yang berganti-ganti pasangan seksual.
Baca juga: Mengapa Vaksin HPV Penting untuk Mencegah Kanker Serviks? Ini Jawaban Dokter Obgyn
2. Keputihan berulang
Keputihan yang tidak biasa juga perlu diwaspadai.
"Biasanya ada gejala keputihan yang berulang dan tidak sembuh-sembuh," jelasnya.

3. Pendarahan
Pada tahap lebih lanjut, kanker serviks bisa menyebabkan pendarahan setelah berhubungan seksual
"Dan yang ketiga adalah adanya, kalau sudah dalam stadium lanjut, biasanya ada istilah yang disebut dengan contact bleeding."
"Contact bleeding itu adalah sebuah kasus di mana terjadi perdarahan setelah berhubungan seksual."
"Jadi ada tiga intinya. Satu, faktor risiko adalah wanita yang sudah pernah berhubungan seksual. Yang kedua, ada keputihan yang berulang. Dan yang ketiga, gejalanya adalah contact bleeding atau kejadian perdarahan setelah berhubungan seksual," katanya, menyimpulkan.