TRIBUNHEALTH.COM - Gula darah tinggi dapat memengaruhi kognisi, khususnya kemampuan berpikir dan memori.
Penelitian juga menunjukkan bahwa diabetes dapat mengubah struktur otak.
Oleh karena itu, penderita diabetes memiliki risiko lebih tinggi mengalami penurunan kognitif dan 50 persen lebih mungkin mengalami demensia dibandingkan mereka yang tidak menderita diabetes.
Grey matter lebih rendah

Penelitian telah menunjukkan bahwa penderita diabetes memiliki tingkat kepadatan dan volume materi abu-abu (gray matter) yang lebih rendah di berbagai bagian otak.
Materi abu-abu merupakan bagian utama dari sistem saraf pusat, dilansir Verywell Health.
Materi abu-abu berperan dalam fungsi sehari-hari, seperti memproses sensasi, persepsi, gerakan, berbicara, dan sebagianya.
Kepadatan atau volume materi abu-abu yang berkurang dapat memengaruhi berbagai fungsi otak dan saraf.
Merusak pembuluh darah otak
Diabetes juga dapat merusak pembuluh darah kecil di otak.
Hal ini dapat menyebabkan stroke atau kematian jaringan otak.
Baca juga: 6 Jenis Olahraga untuk Menurunkan Kadar Gula Darah dan Mengelola Diabetes
Brain fog atau kabut otak
North Kansas City Hospital melansir, tingginya kadar gula darah dapat menyebabkan kabut otak.
Ini menimbulkan gejala seperti:
- Masalah konsentrasi
- Kebingungan
- Pusing
- Kelelahan
Jika segera diobati, gejala-gejala ini akan hilang.
Namun, jika tidak diobati dan diabetes terus tidak tertangani dengan baik, lama-kelamaan dapat menyebabkan komplikasi jangka panjang dan meningkatkan risiko kehilangan ingatan, demensia, dan penyakit Alzheimer.
Alzheimer

Seperti yang sudah disinggung, orang dengan diabetes tipe 1 memiliki risiko lebih besar terkena demensia
Sementara penderita diabetes tipe 2 memiliki risiko lebih besar terkena Alzheimer jika kadar gula darah mereka tidak dikelola dengan baik secara konsisten.
Menurut Alzheimer's Association, demensia adalah istilah umum untuk kehilangan ingatan, bahasa, dan kemampuan berpikir lainnya yang memengaruhi kehidupan sehari-hari.
Penyakit Alzheimer adalah jenis demensia yang paling umum yang memengaruhi perilaku, ingatan, dan pemikiran.
Baca juga: 4 Efek Diabetes pada Kesehatan Tulang, Beserta Tips agar Kadar Gula Darah Stabil
Memperlambat reaksi fisik dan mental
WebMD melansir, orang dewasa yang telah menderita tipe 1 dalam jangka waktu lama memiliki reaksi fisik dan mental yang lebih lambat.
Meski tidak memengaruhi kemampuan belajar dan berpikir seseorang, peneliti menyebut hal itu tetap mempengaruhi daya ingat dan rentang perhatian.
Depresi

Diabetes tipa 1 dan tipe 2 juga dikaitkan dengan depresi.
Hal ini bukan karena dampaknya ke otak secara langsung, melainkan karena tingginya stres akibat pengobatan diabetes yang membutuhkan waktu jangka panjang, bahkan seumur hidup.
(TribunHealth.com)