Breaking News:

5 Faktor Penghambat Tidak Terjadinya Work-Life-Family Balance dalam Kehidupan Sehari-Hari

Berbagai faktor penghambat yang sering kali mengganggu Work Life Family Balance dalam kehidupan sehari-hari.

Penulis: Hasna Arthanti | Editor: Melia Istighfaroh
lifestyle.kompas.com
ilustrasi seseorang yang merasa sedih 

TRIBUNHEALTH.COM - Dalam kehidupan sehari-hari keseimbangan antara pekerjaan, kehidupan pribadi, dan keluarga (work-life-family balance) adalah tujuan yang diinginkan banyak orang.

Karena dengan adanya keseimbangan dari berbagai aspek tersebut menjadikan hidup seseorang terasa lebih teratur dan bahagia.

Namun menurut psikolog Arif Tri Setyanto yang dikutip dari program Healthy Talk Tribun Health (02/11), ada berbagai faktor penghambat yang sering kali mengganggu keseimbangan ini dalam kehidupan sehari-hari.

Faktor-faktor tersebut bisa bersumber dari lingkungan kerja, pola hidup pribadi, hingga kurangnya dukungan keluarga. Berikut adalah beberapa penghambat utama yang perlu diperhatikan.

  1. Beban Kerja yang Berlebihan
Ilustrasi orang lelah bekerja
Ilustrasi orang lelah bekerja (pixabay.com)

Salah satu faktor penghambat utama dalam mencapai work-life-family balance adalah beban kerja yang terlalu tinggi.

Menurut Psikolog Arif, lingkungan kerja yang menuntut karyawan untuk bekerja tanpa henti, bahkan di luar jam kerja, dapat menyebabkan keberlangsungan hidup. 

Tuntutan ini membuat individu kehilangan waktu untuk beristirahat, merawat diri, atau berkumpul dengan keluarga.

Akibatnya, kelelahan emosional dan fisik meningkat, yang berdampak buruk pada kesehatan mental dan hubungan pribadi.

2. Kurangnya Manajemen Waktu yang Efektif

Ilustrasi manajemen waktu yang baik
Ilustrasi manajemen waktu (Pixabay.com)

Psikolog Arif juga menyimpulkan bahwa kurangnya kemampuan untuk mengatur waktu menjadi penghambat yang serius. 

2 dari 3 halaman

Ketidakmampuan untuk mengelola prioritas dan mengatur jadwal sehari-hari dapat membuat seseorang merasa ingin dan tidak efisien dalam menjalani berbagai peran.

 Tanpa manajemen waktu yang baik, individu cenderung menghabiskan waktu yang seharusnya untuk keluarga atau diri sendiri untuk urusan pekerjaan yang kurang mendesak.

3. Tidak Ada Dukungan dari Lingkungan Kerja

Ilustrasi atasan marah kepada karyawan
Ilustrasi atasan marah kepada karyawan (pixabay.com)

Menurut Psikolog Arif, lingkungan kerja yang tidak fleksibel atau kurang mendukung kebutuhan karyawan untuk mencapai keseimbangan hidup juga menjadi penghambat.

Jika perusahaan tidak memberikan waktu yang sempit atau memahami pentingnya keseimbangan hidup bagi karyawannya, karyawan akan kesulitan mengalokasikan waktu untuk keluarga dan kehidupan pribadi.

Hal ini membuat tekanan pekerjaan terus berlanjut, tanpa ada kesempatan untuk istirahat.

4. Kurangnya Komunikasi dengan Keluarga

Ilustrasi suami istri bertengkar
Ilustrasi suami istri bertengkar (freepik.com)

Komunikasi yang buruk dalam keluarga juga menjadi faktor penghambat dalam mencapai work-life-family balance.

Psikolog Arif menekankan bahwa kurangnya keterbukaan dan pemahaman antara anggota keluarga dapat menimbulkan konflik dan tekanan emosional.

Ketika individu merasa tidak didukung atau dipahami oleh keluarganya, mereka cenderung merasa tertekan dan kesulitan mengatasi tuntutan pekerjaan dan keluarga secara bersamaan.

3 dari 3 halaman

5. Teknologi dan Keterhubungan Tanpa Batas

Ilustrasi penggunaan ponsel pintar
Ilustrasi penggunaan ponsel pintar (Pixabay)

Psikolog Arif juga menyebutkan bahwa kemajuan teknologi dapat menjadi faktor penghambat jika tidak dikelola dengan bijak.

Ponsel, email, dan aplikasi pesan yang selalu aktif membuat banyak orang sulit benar-benar "berhenti" bekerja, bahkan saat di rumah.

Keterhubungan tanpa batas ini memicu kelelahan mental dan mengganggu waktu yang seharusnya digunakan untuk beristirahat atau berkumpul dengan keluarga.

Dengan memahami faktor-faktor penghambat ini, seseorang dapat mulai mengidentifikasi aspek-aspek yang perlu diperbaiki untuk mencapai keseimbangan hidup yang lebih baik.

Menurut Psikolog Arif Tri Setyanto, menyadari dan mengelola penghambatan ini adalah langkah pertama menuju keseimbangan kehidupan kerja-keluarga yang lebih harmonis dan sehat.

(Tribunhealth.com/HasnaArthanti)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comWork-Life-Family BalanceArif Tri SetyantoPsikolog Zoya Amirin Inez Kristanti
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved