Breaking News:

Risiko Turun Peranakan Setelah Berapa Kali Melahirkan? dr. Asih Anggraeni Sp.OG Jelaskan Ini

Turun berok atau turun peranakan bisa dialami oleh wanita usia senja, pasca menopause dan pasca melahirkan.

Penulis: Putri Pramestianggraini | Editor: Melia Istighfaroh
pixabay.com
Ilustrasi turun berok pada wanita 

TRIBUNHEALTH.COM - Sobat sehat tentunya tak asing lagi dengan istilah turun peranakan. 

Ya, turun peranakan ini banyak dialami dan dikeluhkan oleh wanita. 

Dalam istilah medis, turun peranakan disebut dengan prolaps uteri. Sedangkan masyarakat umumnya menyebut dengan istilah turun berok

Meskipun turun peranakan berisiko tinggi, namun kondisi ini masih bisa dicegah lho. 

Umumnya kondisi ini rentan dialami wanita pasca melahirkan, pasca menopause, dan wanita usia senja. 

Untuk wanita pasca melahirkan, apakah berisiko mengalami turun peranakan setelah berapa kali melahirkan?

Dokter spesialis kebidanan dan kandungan (konsultan uroginekologi dan rekonstruksi), dr. Asih Anggraeni menyampaikan tanggapannya pada tayangan YouTube TribunHealth mengenai risiko turun peranakan pasca melahirkan. 

ilustrasi seorang wanita yang mengalami turun peranakan atau turun berok
ilustrasi seorang wanita yang mengalami turun peranakan atau turun berok (grid.id)

Baca juga: Manfaat Jeruk untuk Menurunkan Berat Badan, Tinggi Serat dan Rendah Kalori

Rupanya wanita pasca melahirkan juga berisiko mengalami turun peranakan atau turun berok

dr. Asih Anggraeni menuturkan, berdasarkan pada jurnal, orang yang sudah pernah hamil 2 sampai 3 kali rentan mengalami prolaps uteri atau turun berok di kemudian hari. 

Kondisi tersebut rupanya baru terlihat jika usia sudah di atas 50 tahun. 

2 dari 3 halaman

"Kalau dari jurnal, orang hamil 2 sampai 3 kali itu rentan untuk terjadinya prolaps di kemudian hari. Karena baru kelihatan, kalau usianya udah di atas 50 gitu," kata dr. Asih Anggraeni. 

Turun Peranakan pada Wanita Pasca Melahirkan

Banyak yang belum mengetahui bagaimana wanita pasca melahirkan bisa mengalami turun berok atau turun peranakan. 

Baca juga: Jenis Perawatan Gigi Itu Apa Aja Sih Dok? Begini Penjelasan drg. Ummi Kalsum

dr. Asih mengatakan, saat melahirkan tentunya akan mengejan. Organ dasar panggul akan mengalami kendor atau melar. 

Apalagi jika seorang wanita melahirkan bayi besar, dan saat persalinan terlalu lama mengejan. Sehingga bisa menyebabkan otot dasar panggul rusak. 

"Itu kalau melahirkan kan mengejan, organ dasar panggulnya melar atau kendor gitu. Apalagi dia melahirkan bayi-bayi besar, kemudian persaliannya ngedannya terlalu lama, itu menyebabkan otot dasar panggulnya rusak," kata dr Asih Anggraeni. 

Ia menegaskan, sebaiknya wanita menghindari faktor-faktor mengedan lebih dari 2 jam untuk faktor hamil anak pertama. 

Namun, bagi wnaita yang sudah pernah hamil lebih dari satu kali (multigravida) maksimal mengedan 1 jam. 

Hal ini tentunya akan mempengaruhi untuk jangka panjangnya. 

ilustrasi turun peranakan
ilustrasi turun peranakan (pixabay.com)

Baca juga: Selain Melukai Diri Sendiri, Apa Bentuk Kekerasan yang Dilakukan Anak Pak? Ini Jawaban Psikolog

"Makanya kita kalau bisa menghindari faktor-faktor mengedan sampai lebih dari 2 jam, untuk faktor yang hamil anak pertama ya. Kalau anak multigravida kita sebut, itu 1 jam lah maksimal, karena kita memikirkan untuk jangka panjangnya kan," 

3 dari 3 halaman

Lanjut, kata dr. Asih, turun peranakan biasanya terjadi pada usia-usia tua. 

Memang saat ini tidak terlihat, namun faktor paritas sering melahirkan karena selalu mengedan, apalagi bayi tersebut berukuran besar, maka bisa berisiko terjadi kerusakan otot-otot dasar panggul. 

"Karena turun peranakan itu baru terjadi biasanya usia-usia tua. Sekarang gak kelihatan, nah dia biasanya faktor paritas sering melahirkan karena selalu mengedan apalagi bayinya besar-besar sampai 4 kg. Bayangkan otot-otor di dasar panggul itu akan rusak," lanjutnya. '

Baca juga: Bukan Hanya Gangguan Berkemih, Ini Gejala Lain Gangguan Prostat

Dokter spesialis kebidanan dan kandungan dr. Asih menyampaikan bahwa faktor pengguntingan atau episotomi untuk jalan lahir bayi juga bisa menyebabkan kerusakan pada otot-otot dasar panggul. 

"Kemudian ada faktor tindakan pengguntingan, episotomi namanya. Kita menggunting jalan lahirnya supaya bayinya bisa lahir nih, itu juga bisa menyebabkan kerusakan pada otot-ototnya," 

"Kemudian ada kerusakan pada otot panggul." tandas dr. Asih 

Ini disampaikan oleh dr. Asih Anggraeni Sp.OG(K). Seorang dokter spesialis kebidanan dan kandungan (konsultan uroginekologi dan rekonstruksi) dari RS Nirmala Suri Sukoharjo. 

(TribunHealth.com/PP) 

 

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.commelahirkandr. Asih Anggraeni Sp. OG (K)dr. Asih Anggraeni Sp. OGturun berokTurun PeranakanRS Nirmala Suri
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved