Breaking News:

Stres Berpengaruh dengan Perut Buncit? Begini Jawaban Ahli Gizi

Ternyata, tanpa kita sadari stres secara tidak langsung ikut serta jadi penyebab perut buncit. Berikut penjelasannya

Penulis: Putri Pramestianggraini | Editor: Melia Istighfaroh
kompas.com
ilustrasi perut buncit 

TRIBUNHEALTH.COM - Kondisi perut buncit memang bisa mempengaruhi rasa percaya diri seseorang. 

Beberapa orang merasa perut buncit terjadi akibat kegemukan. 

Sering dianggap hal yang biasa, perut buncit ini bisa menandakan kesehatan pada seseorang lho. 

Bukan hanya wanita saja, pria pun sekarang banyak yang mengeluhkan perut buncit. 

Bahkan, perut buncit ini cenderung lebih banyak dialami oleh pria dibandingkan dengan wanita. 

Maka dari itu, penting bagi kita untuk mengetahui penyebab dari perut buncit. 

Sebenarnya, apakah stres bisa berpengaruh dengan perut buncit? 

Ilustrasi perbedaan ansietas dan perut buncit
Ilustrasi perbedaan ansietas dan perut buncit (pixabay.com)

Baca juga: 7 Macam Obat Herbal Bantu Atasi Penyakit Diabetes, Ada Lidah Buaya Hingga Jahe

Ahli gizi R. Radyan Yaminar menyampaikan tanggapannya pada tayangan YouTube TribunHealth.com mengenai pengaruh stres dengan perut buncit. 

Disampaikan oleh Radyan Yaminar bahwa stres secara psikologis berpengaruh terhadap pemilihan makanan. 

Ia menuturkan jika stres tidak menyebabkan penumpukan lemak secara langsung.

2 dari 4 halaman

"Kalau stres lebih ke pemilihan makanan ya, jadi secara psikologis ya," katanya. 

"Tapi kalau misalkan kita stres, lemaknya langsung numpuk itu enggak sih," imbuhnya. 

Tanpa kita sadari, ternyata stres lebih mengarah ke pemilihan makanan. 

Radyan Yaminar menuturkan, ia pernah posting di Instagram pribadinya mengenai bagian-bagian otak. 

Baca juga: 9 Penyebab Kolesterol Tinggi, Coba Kurangi Konsumsi Makanan dan Minuman Ini

Setiap bagian-bagian dari otak tersebut memiliki fungsi masing-masing. 

"Stres itu nanti lebih ke pemilihan makanan," tambahnya. 

"Saya pernah sih posting di Instagram saya, jadi itu ada bagian-bagian otak ya. Bagian otak itu ada fungsinya sendiri-sendiri," tutur Radyan. 

Ahli gizi di RS Nirmala Suri Sukoharjo, Radyan Yaminar menambahkan, pada otak ada yang namanya Amigdala. 

Amigdala ialah pembuatan keputusan. 

Ketika kita merasa lapar, keputusan tersebutlah yang akan membuat kita ingin konsumsi makanan asin atau manis. 

3 dari 4 halaman

Pada kondisi ini, lidah akan menjadi lebih peka.

"Ada yang namanya Amigdala kalau gak salah ya. Amigdala itu adalah pembuatan keputusan. Saat kita lapar, keputusan kita itu akan mencari makanan  yang manis atau yang asin gitu. Lidah kita akan lebih peka," sambungnya. 

ilustrasi seseorang yang memiliki masalah perut buncit
ilustrasi seseorang yang memiliki masalah perut buncit (health.kompas.com)

Baca juga: Dok, Apa Penuaan Dini Itu? Begini Penjelasan dr. Fiarry Fikaris

Saat kita stres dan  konsumsi makanan hambar, lidah akan merasa kurang. 

Namun, ketika kita konsumsi makanan manis atau asin, barulah stres yang dialami akan berkurang. 

Jika hal ini tidak ditangani, maka bisa berpengaruh terhadap penumpukan lemak. 

"Jadi kalau dikasih makanan hambar, kita kayak kurang, karena kita stres. Baru makan manis atau makan asin baru stres kita berkurang. Nah itu nanti juga berpengaruh terhadap penumpukan lemak kalau tidak ditangani," ujarnya. 

Radyan Yaminar berpesan agar jangan sering-sering stres. 

Sebenarnya stres tidak mengakibatkan perut buncit secara langsung. 

Namun, stres bisa menjadi perantara dari kerja otak. 

"Jadi jangan sering-sering stres ya. Jadi stres itu tidak mengakibatkan perut buncit secara langsung, tapi secara perantara nanti, dari kerjanya otak." tandasnya. 

4 dari 4 halaman

Ini disampaikan pada channel YouTube TribunHealth bersama dengan R. Radyan Yaminar, S.Gz. Seorang ahli gizi dari Rumah Sakit Nirmala Suri Sukoharjo. 

(TribunHealth.com/PP)

 

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comStresPerut BuncitAhli Gizi
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved