TRIBUNHEALTH.COM - Beberapa makanan tertentu perlu dihindari penderita diabetes karena rawan menyebabkan lonjakan kadar gula darah.
Hal ini tentu saja tidak baik bagi mereka yang sudah menderita diabetes.
Jika selama ini Anda berpikir gula adalah makanan yang perlu dihindari, Anda tidak salah, namun tidak hanya itu saja.
Sederet bahan ini juga perlu dihindari demi menjaga kadar gula darah agar tetap stabil.
Melansir Medical News Today, berikut ini penjelasannya.
1. Karbohidrat olahan

Karbohidrat olahan, atau pati olahan, dipecah melalui pemrosesan sebelum mencapai piring kita.
Sebagai hasil dari proses ini, tubuh dengan cepat menyerap karbohidrat dan mengubahnya menjadi glukosa.
Karbohidrat jenis ini dapat meningkatkan gula darah, dan itu berarti seseorang mungkin merasa lapar lagi segera setelah makan.
Bagi penderita diabetes atau mereka yang berisiko mengalami kondisi tersebut, beberapa contoh sumber karbohidrat yang harus dibatasi antara lain nasi putih dan makanan apa pun yang hanya terbuat dari tepung putih, seperti:
- roti putih
- pasta putih
- beberapa sereal
- beberapa kerupuk
- banyak makanan yang dipanggang
Memantau total asupan karbohidrat per makanan dapat membantu seseorang menjaga kadar glukosa dalam kisaran target.
Baca juga: 5 Komplikasi yang Bisa Terjadi pada Orang Obesitas dan Diabetes, Simak Penjelasan Dokter
2. Gula
Makanan manis kebanyakan mengandung gula dan karbohidrat berkualitas rendah.
Makanan-makanan tersebut seringkali memiliki sedikit atau bahkan tidak ada nilai gizinya dan dapat menyebabkan lonjakan tajam glukosa darah.
Gula juga dapat berkontribusi terhadap penambahan berat badan dan risiko penyakit jantung dan stroke.
Banyak produk makanan jadi mengandung tambahan gula, dan hal ini mungkin tidak terlihat jelas pada label bahannya.
Label nutrisi mungkin merujuk pada tambahan gula seperti konsentrat jus buah, molase, madu, sirup, fruktosa, atau dekstrosa, misalnya.
Oleh karena itu, sebaiknya hindari makanan kemasan atau makanan olahan dengan bahan-bahan asing dan pilihlah makanan yang utuh dan belum diolah.
Penderita diabetes harus berhati-hati saat mengonsumsi buah kering dan jus atau salad buah yang sudah jadi, karena sering kali mengandung tambahan gula.
3. Daging olahan atau daging berlemak

Mengonsumsi daging merah dalam jumlah kecil, seperti daging sapi, babi, atau domba, dapat meningkatkan risiko diabetes.
Sebuah studi tahun 2020 menunjukkan bahwa makan hanya 50 gram daging merah atau ikan setiap hari dapat meningkatkan risiko diabetes sebesar 11 persen.
Selain itu, penderita diabetes harus mempertimbangkan untuk menghindari atau membatasi asupan:
- daging yang dilapisi tepung roti, digoreng, dan tinggi sodium
- daging olahan, seperti bacon, hot dog, dan daging deli
- iga dan potongan daging berlemak lainnya
- unggas yang masih berkulit
- ikan goreng
Daging olahan cenderung tinggi natrium atau garam.
Orang dengan tekanan darah tinggi juga harus sangat berhati-hati dan membatasi asupan natriumnya tidak lebih dari 2.300 miligram per hari.
Baca juga: 7 Makanan yang Dapat Menurunkan Tekanan Darah Tinggi, Bisa Dijadikan Camilan Sehat
4. Lemak jenuh
Seseorang sebaiknya mengonsumsi kurang dari 10% kalori hariannya yang berasal dari lemak jenuh.
Beberapa makanan dengan kandungan lemak jenuhnya yang tinggi antara lain:
- mentega
- lemak babi
- minyak tertentu, seperti minyak sawit
- dressing dan saus berbahan dasar krim
- mayones penuh lemak
- kentang goreng
- makanan yang dilapisi tepung roti dan babak belur
- keripik kentang
- banyak makanan siap saji
- burger
- sebagian besar makanan cepat saji
- banyak saus salad.
5. Lemak trans
Hidrogenasi adalah proses mengubah minyak cair menjadi lemak padat.
Hasilnya adalah lemak trans, yang tidak sehat dibandingkan lemak jenuh.
Sebaiknya hindari makanan apa pun yang mengandung minyak terhidrogenasi atau terhidrogenasi sebagian, serta makanan dengan minyak cair.
Kemasan makanan boleh mengiklankan 0 g lemak trans jika makanan tersebut mengandung kurang dari 0,5 g.
Sebaiknya periksa bahan-bahannya dengan cermat.
(TribunHealth.com)