TRIBUNHEALTH.COM - Kasus penemuan mayat di Universitas Prima Indonesia (UNPRI) Medan, Sumatra Utara pada Selasa (12/12/2023) terus menjadi perhatian publik.
Terbaru, pihak kampus menyebut kelima mayat tersebut sudah ada sejak thaun 2005.
Kelimanya bukan merupakan korban pembunuhan, melainkan cadaver yang digunakan praktik mahasiswa kedokteran.
Sebagai informasi, mulanya kasus ini mencuat setelah viral sebuah video yang menunjukkan dua mayat berada di dalam sebuah bak, yang kuat diduga berada di salah satu gedung Unpri.
Menanggapi hal ini, kepolisian langsung turun tangan dan melakukan penggeledahan.
Hasilnya, polisi menemukan adanya 5 mayat di salah satu lantai, tak hanya dua.
Informasi semakin simpang siur lantaran ada dugaan pihak kampus mencoba menutupi upaya polisi untuk melakukan pemeriksaan.
Bahkan saat polisi datang, lokasi video viral itu sudah dibersihkan.
Melansir dari Tribunnews.com dan Tribun-Medan.com, berikut ini fakta-fakta terbarunya.
Kampus: mayat sudah ada sejak 2005

Wakil Dekan Fakultas Kedokteran UNPRI, Kolonel (Purn) Drg Susanto, mengatakan lima mayat itu sudah ada sejak belasan tahun.
Mayat tersebut merupakan cadaver yang digunakan untuk kebutuhan pembelajaran di Fakultas Kedokteran.
Pihak kampus pun menegaskan tak ada pembunuhan seperti rumor yang beredar.
"Pertama, dengan tegas dinyatakan tidak ada kasus pembunuhan di lingkungan seperti yang diisukan di masyarakat," ujarnya, seperti yang dikutip Tribun-Medan dari akun YouTube PRIMTV, Rabu (13/12/2023).
Ia menyebut, fakultas kedokteran di UNPRI telah berdiri sejak 2008 silam dan memiliki berbagai laboratorium untuk menunjang proses belajar mengajar para mahasiswanya.
Salah satunya yakni laboratorium anatomi atau ilmu urai yang menyimpan cadaver, tubuh manusia yang diawetkan.
"Terdapat lima karakter, satu perempuan dan empat laki-laki. Dan cadaver tersebut telah diadakan oleh Rektor terdahulu pada tahun 2005," lanjutnya.
Baca juga: Heboh Penemuan 5 Jenazah di Unpri, Kampus Sempat Halangi Polisi, TKP Sudah Bersih saat Digeledah
Polisi dinilai kurang koordinasi
Dalam kesempatan itu, Susanto juga menyesalkan tindakan oknum polisi yang disebutnya kurang koordinasi dalam melakukan penggeledahan.
Dia menyayangkan pimpinan UNPRI tidak pernah dimintai keterangan sebelumnya.
"Untuk diketahui pada malam hari tidak ada petugas yang bisa mendampingi, tetapi mereka memaksa untuk masuk dan satpam akhirnya memberikan izin dan tidak di dapati apapun," kata dia.
"Kemudian di hari berikutnya penggeledahan dilanjutkan kembali pada pagi hari sampai dengan malam hari dan dijumpai 5 kadaver di bak kadaver pada lab anatomi," sambungnya.
Kampus tak mau kosongkan gedung karena sedang ada perkuliahan

Saat proses penggeledahan, pihak kepolisian sempat meminta agar kampus dikosongkan terlebih dahulu.
Tak berhenti sampai di situ saja, Susanto juga menyebut terdapat oknum polisi yang memberikan ancaman.
Ancaman tersebut sempat membuat kegaduhan di kampus UNPRI.
"Pihak kampus sangat keberatan dan pada saat yang bersamaan sedang berlangsung proses pembelajaran kuliah praktikum dan ujian."
"Bahkan ada ancaman untuk mempolice line kampus sehingga memancing keributan yang bisa mengganggu kenyamanan belajar mahasiswa," tuturnya.
Suanto juga meminta kepada pihak kepolisian agar menjelaskan soal dasar menuduh adanya kampus pembunuhan di dalam kampusnya.
Baca juga: Selamat Tinggal Perut Buncit! Ini 5 Tips Efektif Menurunkan Berat Badan
Perekam Video Dikenai Sanksi
Salah satu mahasiswa UNPRI berinisial IB menyebut sosok perekam video temuan mayat telah mendapat surat peringatan dari pihak kampus.
Namun, ia mengaku tak mengenal mahasiswa yang disebut dari Fakultas Hukum (FH) itu.
"Kabarnya yang merekam itu mahasiswa hukum, cuma nggak kenal orangya."
"Informasinya yang ngerekam itu sudah kena surat peringatan dari kampus," ujar IB, Rabu (13/12/2023), dikutip dari Tribun-Medan.
IB kemudian menceritakan awal mula video tersebut viral.
Menurutnya, rumor adanya mayat itu beredar di kalangan kampus sejak Minggu (3/12/2023) silam.
Saat itu, ada sebuah tong air berwarna biru berada di parkiran lantai 9 di kampus mereka.
"Kami dapat informasi itu di hari Minggu. Kami tahu dari mahasiswa kedokteran yang keceplosan bilang kalau ada mayat di lantai 9," ujarnya.
Usai mendengar kabar tersebut, ia dan teman-temannya sempat mengecek ke lokasi keberadaan adanya dugaan mayat itu.
Namun, pada 6 Desember lalu, ia menyebut penutup bak biru yang diduga berisi mayat itu telah ditutup menggunakan baut.
Kemudian, keesokan harinya pada Kamis (7/12/2023) pihak kepolisian sempat mendatangi lokasi.
"Hari Kamis nya kan datang itu polisi, cuma sudah nggak ada lagi bak biru itu," ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, media sosial dihebohkan dengan video diduga terdapat mayat yang disimpan di sebuah bak berwarna biru di kampus UNPRI.
Video itu pun viral dan membuat warganet yang melihatnya heboh.
Pihak kepolisian bahkan telah mendatangi Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan menemukan lima tumpukan mayat tanpa identitas.
(Tribunnews.com/Linda) (Tribun-Medan.com/Hudna Fadilla Tarigan/Alfiansyah)
Diolah dari artikel Tribunnews.com dengan judul Pihak UNPRI Medan Sebut Mayat yang Ditemukan adalah Cadaver, Perekam Video Dapat Surat Peringatan