Breaking News:

Trend dan Viral

Pilu, Mesir Ogah Terima Warga Gaza yang Diusir Israel, Perdana Menteri: Tak Mau Risiko

Penolakan PM Mesir ini sekaligus jadi penegasan penolakan terhadap niat Israel yang akan mengusir warga Palestina ke Gurun Sinai

Penulis: Ahmad Nur Rosikin | Editor: Ahmad Nur Rosikin
Photo by MOHAMMED ABED / AFP
Orang-orang membawa anak-anak saat mereka melarikan diri, menyusul serangan Israel di Rafah di Jalur Gaza selatan pada 15 Oktober 2023. Israel memulai kampanye udara melawan militan Hamas di Gaza setelah mereka melakukan serangan brutal terhadap Israel pada 7 Oktober yang meninggalkan lebih dari 1.400 orang terbunuh di Israel. 

TIRBUNHEALTH.COM - Wacana relokasi warga Gaza ke wilayah Sinai, Mesir, mencuat ke publik.

Kendati demikian, Perdana Menteri Mesir menegaskan negaranya tak akan menerima pengungsi dari Palestina.

Pasalnya dia dan negara tak bersedia menanggung risiko yang timbul.

Pernyataan PM Mostafa Madbouly ini sekaligus menjadi penolakan terhadap niat Israel yang akan mengusir warga Palestina ke Gurun Sinai.

Pihak Mesir menganggap hal ini adalah ancaman kedaulatan, karena Israel secara tidak langsung melibatkan mereka dalam konflik Israel-Palestina.

“Kami siap mengorbankan jutaan nyawa untuk melindungi wilayah kami dari gangguan apa pun,” kata Madbouly dalam pidatonya di Sinai, Rabu (1/11/2023).

Acara tersebut dihadiri oleh para pemimpin militer, para pemimpin suku lokal, anggota parlemen dan politisi lainnya.

Tak mau ambil risiko

Lirik lagu Gaza Tonight - We Will Not Go Down, dukungan untuk Palestina
Lirik lagu Gaza Tonight - We Will Not Go Down, dukungan untuk Palestina (Tribunnews)

Perdana Menteri Mesir menambahkan, negaranya tidak akan pernah membiarkan negaranya kena imbas biaya dan risiko keamanan yang timbul jika jutaan pengungsi Gaza datang ke negaranya.

Lebih lanjut ia menyatakan, solusi dua negara merupakan resolusi komprehensif yang dapat menjamin perdamaian regional.

2 dari 4 halaman

Rencana relokasi paksa bocor ke publik

Rencana Israel merelokasi paksa warga Gaza itu diketahui dari bocornya sebuah dokumen yang disusun oleh intelijen Israel.

Dokumen itu berisi proposal untuk memindahkan penduduk Jalur Gaza ke Sinai setelah Hamas digulingkan di daerah kantong Palestina tersebut.

Menurut dokumen yang diterbitkan oleh media Israel, Israel akan berupaya mengevakuasi penduduk sipil terlebih dahulu ke kota-kota tenda dan kemudian ke kota-kota permanen yang akan didirikan di Sinai Utara.

Inisiatif tersebut, yang diterbitkan pada 13 Oktober, mencakup pembentukan zona penyangga “steril” selebar beberapa kilometer di Mesir dan tidak mengizinkan kembalinya penduduk di dekat perbatasan Israel.

FOTO HANYA ILUSTRASI - Warga Palestina mengeluarkan jenazah dari reruntuhan bangunan pasca serangan udara Israel di kamp pengungsi Jebaliya, Jalur Gaza, Senin, 9 Oktober 2023. 260 anak telah terbunuh akibat serangan Israel di Gaza.
FOTO HANYA ILUSTRASI - Warga Palestina mengeluarkan jenazah dari reruntuhan bangunan pasca serangan udara Israel di kamp pengungsi Jebaliya, Jalur Gaza, Senin, 9 Oktober 2023. 260 anak telah terbunuh akibat serangan Israel di Gaza. (AP/Ramez Mahmoud)

Awal bulan ini, mantan Wakil Menteri Luar Negeri Israel Danny Ayalon mengatakan kepada Al Jazeera bahwa warga Palestina di Gaza harus mengungsi dari tempat tinggal mereka dan pindah ke Gurun Sinai di Mesir, di mana kota tenda sementara dapat didirikan untuk mereka, di tengah pemboman Israel terhadap wilayah kantong yang terkepung tersebut.

Terkait dokumen intelijen Israel yang bocor ke publik, rencana tersebut merekomendasikan agar Israel:

1. Mengevakuasi penduduk Gaza ke Sinai selama perang

2. Mendirikan kota-kota tenda dan kota-kota baru di Sinai utara untuk menampung penduduk yang dideportasi

3. Menciptakan zona keamanan tertutup yang membentang beberapa kilometer di dalam wilayah Mesir.

3 dari 4 halaman

Warga Palestina yang dideportasi tidak akan diizinkan kembali ke wilayah mana pun di dekat perbatasan Israel.

Baca juga: Lirik dan Terjemahan Lagu Gaza Tonight We Will Not Go Down, Dukungan untuk Palestina

Keberadaan dokumen tersebut tidak serta merta menunjukkan kalau rekomendasinya tersebut diterapkan oleh lembaga keamanan Israel.

Namun, pernyataan terbaru dari pejabat pemerintah Israel dan tindakan tentara Israel di Gaza menunjukkan kalau rencana tersebut memang tampak dilaksanakan.

Sejak 7 Oktober, para pejabat Israel telah berulang kali mengeluarkan peringatan kepada warga Palestina untuk pindah ke Gaza selatan sebelum invasi darat terjadi.

Israel telah memberlakukan pengepungan total di Gaza, memutus makanan, air, bahan bakar, dan listrik.

Lirik Lagu Palestina Atuna Tufuli Versi Asli, Lengkap Beserta Artinya
Lirik Lagu Palestina Atuna Tufuli Versi Asli, Lengkap Beserta Artinya (Screenshot YouTube)

Pengepungan tersebut, ditambah dengan pemboman gencar Israel yang telah menewaskan lebih dari 8.000 warga Palestina (menurut Kementerian Kesehatan Palestina), di mana mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak.

Bombardemen Israel itu mengancam menjadikan Gaza tidak bisa dihuni.

Seorang pejabat di Kementerian Intelijen Israel mengkonfirmasi kalau dokumen setebal sepuluh halaman itu asli.

"Tetapi tidak seharusnya sampai ke media,” kata laporan Mekovit.

Baca juga: Sosok Putri Indonesia 2013, Whulandary Herman Debat dengan Miss Israel Soal Palestina, Tuai Pujian

Menurut aktivis sayap kanan Israel, dokumen Kementerian Intelijen dibocorkan oleh anggota Likud.

4 dari 4 halaman

Bocornya dokumen tersebut merupakan upaya untuk mengetahui apakah "masyarakat Israel siap menerima gagasan pemindahan dari Gaza."

Dokumen tersebut secara tegas dan eksplisit merekomendasikan dilakukannya pemindahan warga sipil dari Gaza sebagai hasil yang diinginkan dari perang tersebut.

(Tribunnews.com)

Selanjutnya
Tags:
MesirIsraelPalestinaZionisperang Labneh Hashweh Hamam Mahshi Mujaddara Makdous Koshari (Kushari) Maftoul
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved