TRIBUNHEALTH.COM - Tentunya kita sudah tidak asing dengan vagisnismus.
Sebenarnya, banyak disekitar kita, seorang wanita yang mengalami vaginismus.
Medical sexologist, dr. Binsar Martin Sinaga FIAS menyampaikan tanggapannya pada tayangan YouTube Wartakota.
"Jadi vaginismus itu yang namanya kekejangan, itu dikontrol oleh siapa? Alam bawah sadar," ujar dr. Binsar
"Saya punya kasus yang akhirnya berhasil hamil, saya bangga, jujur. Itu seperti oase di tengah padang gurun, di akhir 2022 saya dengar berita itu, wah saya bangga sekali," lanjutnya
Baca juga: Wanita Perlu Tahu Jenis Gangguan Menstruasi Tak Teratur, Ini Kata Obgyn
Berhasil berobat, kita obati dan akhirnya oleh suaminya yang membuat seks terapi itu," imbuhnya
Akhirnya sebagai pembuktian, bahwa vaginismus bisa diobati.
"Karena ternyata kekejangan itu, ada yang namanya satu sistem saraf di dalam tubuh kita namanya sistem saraf otonom. Otonom itu tidak diatur oleh susunan saraf pusat kita," terang dr. Binsar
Jadi gak bisa kita atur lemes lemes, gak bisa. Kejang dia, karena ketakutan," tuturnya
Andai dipaksakan, bagaimana?
"Hipnoterapi pun gak bisa. Saya punya pasien itu sampai dihipnoterapi, sampai dia dibius, gagal lho," kata dr. Binsar
Dibius, dia tertidur, di vagina dilator sama suaminya, dengan disaksikan oleh dokter dan dibius oleh dokter. Lalu setelah dia terbangun, kejang lagi, rapet lagi," jelasnya
"Jadi alam bawah sadar dia, problem psikologi, problem kejiwaan. Vaginismus, angka kejadian cukup tinggi. Satu minggu ini aja 3 orang yang datang ke saya,"
Baca juga: Akhirnya Buka Suara, Ariel NOAH Ungkap Alasan Sang Keyboadist Hengkang dari Peterpan
Itu rentang usia berapa?
"Ini usianya 30an, udah menikah 5 tahun belum bisa hubungan sama sekali," tutur dr. Binsar.
Beberapa orang mungkin masih asing dengan kata vaginismus.
Vaginismus dialami oleh wanita yang takut melakukan hubungan seksual karena dianggap sakit.
"Trauma seks ini bicara tentang psikologi yang menyebabkan problem seksual. Kita harus yakinkan dulu bahwa problem seks itu adalah problem organik, problem tubuh," kata dr. Binsar
Problem psikologi memperberat problem seks yang sudah ada,
Trauma seks ini banyak macam, saya dapati 2 kasus vaginismus karena trauma seks," lanjutnya
Seperti apa itu?
"Wanita muda yang punya komunitas, kumpulan wanita muda juga dan itu tidak hanya satu, dua, tiga, banyak. Mereka rajin berkumpul. Aapa yang terjadi? Waktu mereka menikah, mereka satu dengan yang lain cerita 'menikah malam pertama nyerinya, sakitnya minta ampun',
Baca juga: Makanan Berlemak Jadi Pantangan Penderita Kolesterol Tinggi? Simak Tanggapan dr. Edward
Bayangkan, seorang wanita muda yang dengan polosnya dengerin sharing teman-temannya tentang hubungan seks itu sakit, menyakitkan waktu penis masuk ke dalam vaginanya," imbuh dr. Binsar
"Itu direkam dipikiran." pungkasnya
Ini disampaikan pada channel YouTube Wartakota bersama dengan dr. Binsar Martin Sinaga FIAS. Seorang medical sexologist.
(TribunHealth.com/PP)