Breaking News:

Trend dan Viral

Meski Dihubungi Presiden Jokowi, Pria Viral di Ponorogo Ogah Bongkar Tembok, Enggan Damai sama Warga

Viral, kesal dikucilkan oleh warga, orang Ponorogo ini tembok jalan akses warga

Penulis: Ahmad Nur Rosikin | Editor: Ahmad Nur Rosikin
KompasTV/Istimewa TribunJatim.com
Seorang warga Ponorogo, Bagus Robyanto menutup akses jalan warga dengan tembok karena kerap dikucilkan. 

TRIBUNHEALTH.COM - Aksi viral pria di Ponorogo yang menembok akses jalan masuk ke rumah sejumlah warga menjadi perbincangan di media sosial.

Buntut aksi yang dilakukan pria ini, sejumlah kepala keluarga terisolasi dan tak memiliki akses masuk.

Pria bernama Bagus Robyanto mengaku melakukan hal tersebut lantaran kesal dikucilkan warga, padahal akses jalan masuk mereka melewati tanah miliknya.

Meski diprotes sejumlah pihak, Bagus Robyanto, tetap kekeh dengan keputusannya menembok jalan tersebut.

Bahkan dia mengaku, meski seandainya dihubungi oleh Presiden Jokowi pun dia tak akan membongkar tembok tersebut.

Dilansir Tribunnews.com dari TribunJatim.com, berikut ini update mengenai penembokan viral di Ponorogo.

Enggan Bongkar Tembok meski Ditelfon Presiden

Jalan yang ditutup dengan tembok di Ponorogo. Warga di Ponorogo membangun tembok di akses jalan, berikut ini pengakuannya.
Jalan yang ditutup dengan tembok di Ponorogo. Warga di Ponorogo membangun tembok di akses jalan, berikut ini pengakuannya. (KompasTV/TribunJogja)

Penembokan akses jalan masuk oleh Bagus viral di media sosial.

Meski statusnya adalah tanah milik Bagus sendiri, jalan tersebut menjadi akses masuk sejumlah keluarga.

Bagus Robyanto mengaku membangun tembok lantaran warga sekitar mengucilkan keluarganya setelah Roby menolak memecah sertifikat tanah untuk jalan umum.

2 dari 4 halaman

Bahkan, dia juga menolak mediasi yang dilakukan oleh berbagai pihak.

Saking viralnya, Bupati Ponorogo sampai turun tangan dalam kasus ini.

Kendati demikian, pihak Roby tetap kukuh tak mau membongkar tembok, bahkan meski ditelfon presiden.

"Seandainya Pak Jokowi menelepon pun saya tidak mau (mediasi). Berdamai itu seharusnya dua tahun lalu," kata dia, Minggu (2/7/2023), dikutip TribunJatim.com dari Kompas.com.

Baca juga: VIRAL Wanita Lindas Pacar Pakai Mobil karena Kalah Adu Mulut, Nyawa Tak Tertolong

Warga kalah di pengadilan

Pada awalnya ada 15 orang warga menggugat atas kepemilikan tanah keluarganya.

Mereka meminta tanah tersebut untuk dipecah sebagai jalan umum.

Gugatan tersebut dua kali dilayangkan ke Pengadilan Negeri Ponorogo.

Namun tetapi warga kalah dalam dua kali gugatan itu.

“Gugatannya meminta kepada majelis hakim untuk memecah tanah bersertifikat untuk dijadikan jalan umum. Gugatan pertama Januari 2021 dan inkrah Februari 2021 selang satu bulan April 2021 gugat lagi dan putusannya inkrah pada Agustus 2021,” jelas Roby.

3 dari 4 halaman

Dikucilkan oleh warga

Seorang warga Ponorogo, Bagus Robyanto menutup akses jalan warga dengan tembok karena kerap dikucilkan.
Seorang warga Ponorogo, Bagus Robyanto menutup akses jalan warga dengan tembok karena kerap dikucilkan. (KompasTV/Istimewa TribunJatim.com)

Lantaran enggan memecah sertifikat untuk jalan umum, Roby dikucilkan oleh warga.

Roby akhirnya memutuskan untuk membangun tembok setinggi empat meter di tanah miliknya yang biasa dilalui oleh warga pada Sabtu (24/6/2023).

“Saya minta maaf. Saya hanya menjalankan putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap. Selanjutnya untuk toleransi kemanusiaan dan lain-lain kami juga melekat sanksi sosial dan tidak ada suatu cara yang baik untuk dibicarakan. Maka saya tutup (jalan tersebut),” kata Roby.

Karena persoalan tanah tersebut, Roby menyebut sikap warga menjadi berubah.

Keluarga Roby tak lagi dilibatkan dalam kegiatan di desa sejak tahun 2020.

Misalnya istrinya ditolak untuk mengikuti kegiatan PKK.

"Bapak saya dan saya tidak pernah dilibatkan dalam kegiatan masyarakat, di rapat RT, tahlilan, kenduren, hingga mantenan. Sekali pun acara manten dan kenduren itu lewatnya halaman rumah saya," kata dia.

Tak hanya itu, ada pula warga yang meludah di depan rumahnya.

"Warga juga seperti itu bahkan lewat depan rumah meludah kemudian naik sepeda motor kencang dan blayer-blayer. Seperti memancing saya untuk melakukan tindak pidana seperti memukul,” lanjut Roby.

Baca juga: Tak Tahan Tidur di Lantai Penjara, Koruptor Merengek Minta Dibebaskan, Ingin Jadi Tahanan Kota Saja

4 dari 4 halaman

Bikin tulisan 'bukan jalan umum'

Roby tak serta merta langsung menutup akses jalan warga.

Sebelumnya Roby memasang tulisan bahwa jalan itu bukan jalan umum.

Dia juga mengatakan, setelah jalan yang biasa dilewati itu ditutup, warga tak terisolasi dan masih bisa melintas di jalan lainnya.

Bupati turun tangan

Inilah ruas jalan yang ditutup dengan tembok setinggi empat meter di Kelurahan Bangunsari, Kecamatan Ponorogo, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, sejak sepekan lalu.
Inilah ruas jalan yang ditutup dengan tembok setinggi empat meter di Kelurahan Bangunsari, Kecamatan Ponorogo, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, sejak sepekan lalu. (Kompas.com/Dokumentasi Polsek Ponorogo)

Terbaru, Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko angkat bicara perihal penembokan di pekarangan rumah milik Bagus Robyanto di Jalan Gajah Mada itu.

“Saya sudah kesana (lokasi penembokan). Ketemu kedua belah pihak. Warga maupun pemilik kafe link (Roby dan ayahnya) sudah saya temui,” kata Kang Giri—sapaan akrab—Sugiri Sancoko, Selasa (4/7/2023).

Dia menerangkan ketemu kedua belah pihak untuk mencari solusi yang terbaik.

Dia hanya ingin mendengarkan baik dari warga maupun yang menutup jalan dengan tembok.

“Saya tidak mencari kebenaran. Saya dengarkan biar tidak berat sebelah. Saya mencari titik tengahnya,” kata Kang Giri kepada media.

Dia menjelaskan, bahwa kasus ini muncul karena ketidakharmonisan.

Dan ketidakharmonisan itu dia menduga tidak terjadi dalam waktu dekat ini. Akan tetapi sudah lama.

“Mungkin ini puncak dari ketidakharmonisan. Saya tekankan jangan ada yang bermain-main di sana. Biar berhenti sejenak. Kami sedang melakukan negosiasi,” tegasnya.

Menurutnya, sebenarnya jalan yang ditutup oleh Bagus Robyanto bukan akses satu-satunya. Ada jalan lain untuk keluar.

“Sebenarnya ada jalan lain menuju Dieng. Tapi tidak sempurna dalam artian sempit memang."

"Saya cari jalan tengah. Pasti ada jalan tengah. Negara harus hadir,” pungkasnya.

Dapatkan produk kesehatan di sini

(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)

Selanjutnya
Tags:
ViralPonorogoWarga Ponorogo Tembok Jalan GangtembokwargaBagus Robyanto Cromboloni Dhawank Delvi Syakirah
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved