TRIBUNHEALTH.COM - Apakah diabetes akan mengganggu pertumbuhan anak?
Dokter spesialis anak, dr. Ismi Citra Simail menyampaikan tanggapannya melalui tayangan YouTube Tribun lampung News Video.
"Selama dia terkontrol dengan HbA1c, HbA1c itu adalah rapotnya para diabetisi," ujar dr. Ismi Citra Ismail Sp.A(K)
Diabetisi adalah sebutan untuk penyandang diabetes melitus.
Klik link berikut dan dapatkan produk yang membantu menjaga kesehatan anak.
Baca juga: Adakah Pantangan Makanan yang Tidak Boleh Diberikan pada Anak Diabetes Melitus?
"Selama HbA1c bagus atau rapotnya bagus sekitar 7.5 persen setiap 3 bulan, berarti gula darahnya terkontrol itu dia akan sama." imbuhnya
Jika orangtua terlambat mengetahui bahwa anak mengalami diabetes, apa dampak yang akan terjadi?
"Komplikasi dari diabetes ini ada komplikasi yang mendadak (akut) dan yang lama (kronik)." timpal dr. Ismi Citra Ismail Sp.A(K)
Pada komplikasi akut disebut dengan Ketoasidosis diabetikum, yakni keadaan gula darah yang sangat tinggi.
Biasanya ketika gula darah diperiksa disebut high dan tidak terdeteksi dengan alat tersebut dan disertai kerusakan organ-organ yang lain.
Baca juga: dr. Ismi Citra Ismail Sp. A Jelaskan Mengenai Lama Pengobatan Diabetes Melitus pada Anak
"Kalau dia datang dalam kondisi akut ke kita biasanya kondisinya gawat, itu bisa menyebabkan kematian." kata dr. Ismi
Apabila kondisi kronik dan sudah lama, biasanya pada DM tipe 2 karena mereka pikir obesitas bisa kurus dengan sendirinya.
Kadang orangtua sering berangapan bahwa anak dengan obesitas bisa kurus sendiri ketika sudah besar.
Tapi ternyata anak sudah terlanjur mengalami diabetes tipe 2, dan berjalan sudah lama barulah ketahuan mengalami diabetes.
Akhirnya sudah menjalar ke ginjal dan mata.
Baca juga: dr. Ismi Citra Ismail, Sp.A: Pengobatan Pasien Anak Diabetes Tergantung dari Tipenya
"Biasanya datang ke kita kok pandangannya rabun, sudah datang ke dokter mata ternyata ditemukannya Retinopati diabetik." pungkas dr. Ismi
Retinopati diabetik adalah kerusakan mata karena diabeteik.
Selain itu juga terjadi kelainan pada ginjal, sehingga terjadi gagal ginjal karena diabetik.
"Yang paling sering ya itu, gangguan-gangguan di saraf-saraf perifer. Jadi sering kesemutan." imbuhnya
Ini disampaikan pada channel YouTube Tribun Lampung News Video bersama dengan dr. Ismi Citra Ismail, Sp.A(K). Seorang dokter spesialis anak.
(TribunHealth.com/PP)