TRIBUNHEALTH.COM - Masalah pada prostat memang sering terjadi, misalnya sepeerti pembesaran prostat.
Gejala klinis yang paling sering terjadi pada pembesaran prostat yakni besarnya frekuensi berkemih saat malam hari, bisa saja frekuensi berkemih lebih dari 5 kali.
Selain itu tidak merasa puas saat buang air kecil, artinya selalu sisa residu urine.
Tak hanya itu saja, gejala lain seperti pancaran kemih berkurang.
Pancaran kemih yang berkurang dan residual urine banyak, sehingga berkemih terus lebih dari 5 kali dalam semalam.
Tentu saja gejala tersebut akan sangat mengganggu pasien dan istrinya.

Baca juga: 5 Fakta Mengenai Kanker Prostat, Bisa Ditandai dengan Meningkatnya Frekuensi Buang Air Kecil
dr. Binsar Martin mengatakan, nyeri akan dirasakan oleh pria bila kanker atau tumor ganas sudah menyebar.
Jika pada prostat, bukanlah hal itu yang menjadi gejala atau keluhan dominannya.
Keluhan yang biasa terjadi adalah frekuensi berkemih yang sangat banyak, pancaran urin berkurang dan merasa sisa setelah berkemih.
Apabila memang pasien mengalami kanker prostat, jika menyebar terutama ke tulang belakang maka tulang belakang akan terasa sangat sakit.
dr. Binsar Martin menyampaikan bahwa kanker prostat ini mudah diobati.
Banyak pria dengan kanker prostat masa hidupnya panjang sampai 90 tahun karena sangat mudah diobati.
Baca juga: Apakah Pria Usia Diatas 60 Tahun yang Mengalami Gejala Prostat akan Merasakan Sakit?
Sangat mudah diobati dengan obat kemoterapi oral.
dr. Binsar Martin juga mengatakan bahwa beliau menjumpai kasus pada 2 atau 3 pasien dengan keluhan kanker prostat yang sudah berusia 80 tahun.
Bahkan pada satu kasus pasien dr. Binsar Martin ketika meninggal pun bukan karena kanker prostat, tetapi dikarenakan sakit jantung.
Penyakit kanker prostat bisa dikatakan sangat mudah untuk dilakukan pengbatan.
Maksimal dari PSA adalah A4, jika sudah diatas dari A4 maka sudah mulai pembesaran.
Tetapi jika sudah diatas 1000, perlu berhati-hati karena kemungkinan mengalami kanker prostat.
Ini disampaikan pada channel YouTube Wartakota bersama dengan dr. Binsar Martin Sinaga FIAS. Seorang medical sexolog.
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)