TRIBUNHEALTH.COM - Dari beberapa jenis demensia, alzheimer merupakan demensia yang sering terjadi.
Resiko terjadinya alzheimer adalah pertambahan usia.
Perlu diketahui bahwa alzheimer bisa diturunkan.
Bagaimana perawatan dan penanganan penderita alzheimer?
dr. Debby mengatakan, apabila keluarga sudah melihat tanda-tanda bahwa anggota keluarga misalkan ibu, nenek atau ayah menderita penyakit demensia segeralah ke dokter untuk memeriksakan.
Dokter yang berkompeten untuk memeriksa ini adalah dokter saraf.

Baca juga: Apakah Alzheimer bisa Dicegah? Berikut Ulasan dr. Debby Amelia Sp.S
Apabila sudah mengalami perubahan tingkah laku jangan langsung dipikir sebagai gangguan jiwa.
Kadang-kadang masyarakat mengira bahwa pasien tersebut mengira gangguan jiwa.
Ketika melakukan pemeriksaan ke dokter saraf, pertama Kali screening hal yang paling sederhana dulu yakni pemeriksaan.
dr. Debby menyampaikan, dari tingkat Puskesmas sudah mulai melakukan pemeriksaan.
Pemeriksaan yang bernama MMSE (mini mental statement examination), MoCA Ina, CDT (clock-drawing tets).
Baca juga: Perubahan Perilaku Menjadi Tanda-tanda Seseorang Mengalami Alzheimer? Ini Kata dr. Debby Sp.S
Pemeriksaan tersebut sederhana sekali, semua bisa melakukan selama pasien sadar, bisa berbicara bahasa Indonesia.
Perlu diketahui bahwa pemeriksaan pada pasien alzheimer terdapat minimal pendidikan yaitu 3 SD.
Score yang didapatkan jika normal ialah 30.
Sebetulnya scoring normal adalah 26 sampai 30, tetapi apabila semakin tinggi pendidikan berarti nilai harus 30.
Jika lulusan S1 dan hasil kurang 1 misalnya 29, berarti mungkin sudah memasuki MCI.
Sebelum memasuki demensia terdapat state yang bernama MCI (mild cogntive impairment), kognisinya sudah mulai terganggu.
Apabila dideteksi dari awal, tentunya kita bisa mencegah untuk terjadinya lebih lanjut.
Ini disampaikan pada Channel YouTube KompasTV bersama dengan dr. Debby Amelia Sp.S. Seorang dokter spesialis saraf.
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)