TRIBUNHEALTH.COM - Kanker serviks atau kanker mulut rahim rentan dialami oleh wanita.
Kanker serviks bukanlah penyakit yang menular tetapi dapat mengancam kesehatan.
Untuk mendeteksi kanker serviks bisa dilakukan pap smear.
Kenapa masih ada perempuan yang mengalami kanker serviks meskipun sudah melakukan pap smear?
dr. Muhammad Yusuf menjawab, perlu diketahui bahwa pap smear bukan mencegah tetapi hanya mengevaluasi atau mendeteksi bahkan ketika sudah menjadi pre-cancerous lesions dari kanker serviks atau sudah menjadi kanker.
Tetapi perlu diketahui bahwa pap smear angka akurasinya relatif rendah, kurang lebih hampir 50 persen.
Baca juga: Waspada Kanker Serviks yang Beresiko Mengancam Kesehatan Wanita
Artinya, 50 persen tidak bisa dijangkau misalnya pasien positif tetapi dibaca negatif.
Oleh karena itu mempropose untuk melakukan co testing cervical cancer screening dengan kombinasi SPV test.
Dengan kombinasi sitologi dan SPV test, maka akurasi akan meningkat hampir 100 persen.
Kombinasi antara sitologi dan SPV test bisa menjamin pasien untuk tidak terkena kanker dalam waktu 3 tahun.
Tetapi setelah 3 tahun, pasien diminta untuk hadir dan menjalankan screening ulang.
Ketika dilakukan screening sudah menuju kanker, maka treatment yang dilakukan sudah berbeda.
Baca juga: dr. Hervy Wiranti Sp.OG Paparkan Perbedaan Kanker Serviks dan Kanker Ovarium
dr. Muhammad Yusuf menyampaikan, dokter bisa melakukan treatment dan bisa memberikan angka kesembuhan pada pasien sebelum terjadi kanker.
Akan sangat bermanfaat apabila ditemukan pada saat pasien dalam kondisi tersebut.
Karena SPV impaction terjai pada usia-usia reproduktif.
Dimana pada usia reproduktif concernnya adalah fertilitas.
Sehingga tetap bisa mempertahankan rahim, mempertahankan organ reproduksi tetap lengkap dan memungkinkan pasien untuk bisa menjaga fungsi fertilitasnya ke depan.
Dengan mendeteksi pada fase pre-cancer, fertilitas issue tidak akan menjadi masalah dan pasien bisa terbebas dari infeksi virus HPV, fertilitas issue bisa tetap dipertahankan.
Ini disampaikan pada channel YouTube KompasTV bersama dengan dr. Muhammad Yusuf, Sp.OG (K) Onk. Seorang dokter spesialis obstetri dan ginekologi.
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)