TRIBUNHEALTH.COM - Tabir surya atau sunscreen modern sangat berkembang dan memberikan perlindungan lebih dari sebelumnya.
Namun masih ada beberapa mitos dan kesalahpahaman umum seputar sunscreen yang harus diperhatikan orang sebelum membelinya.
Memahami kebenaran tentang sunscreen dapat membantu orang menggunakan sunscreen dengan benar.
Dilansir TribunHealth.com dari Medical News Today (MNT) berikut ini adalah 4 mitos penggunaan suncreen.
1. Sunscreen tidak selalu diperlukan

Banyak orang percaya bahwa sunscreen hanya diperlukan ketika seluruh tubuh mereka terkena sinar matahari, seperti saat di kolam renang atau berenang di laut.
Sinar ultraviolet masih berbahaya bagi kulit yang terpapar, tidak peduli berapa banyak yang terpapar.
Beberapa orang juga percaya bahwa sunscreen tidak diperlukan pada hari mendung karena matahari tidak terasa sekuat biasanya.
Baca juga: Dokter Benarkan Penggunaan Sunscreen Sangat Membantu Mencegah Terjadinya Hiperpigmentasi Kulit
Yang benar adalah bahwa setiap kali tubuh terkena cahaya dari matahari, itu terkena sinar UV, bahkan jika itu adalah hari yang mendung.
Lengan bawah dan wajah adalah area umum yang dibiarkan terbuka sepanjang hari, yang dapat meningkatkan risiko kerusakan akibat sinar matahari.
Yang terbaik adalah menutupi kulit yang terbuka dengan sunscreen dan mempertimbangkan metode perlindungan lainnya, seperti mengenakan topi.
2. Sunscreen akan mencegah tubuh menyerap vitamin D

Vitamin D adalah nutrisi penting bagi kesehatan manusia, dan tubuh membuatnya dengan mudah melalui paparan sinar UV.
Sunscreen, bagaimanapun, menghalangi sinar UV.
Jadi, secara teori, menggunakan sunscreen 100 persen sepanjang waktu akan mencegah seseorang mendapatkan kadar vitamin D yang tepat.
Baca juga: Pentingnya Penggunaan Sunscreen untuk Mengurangi Risiko Terbentuknya Flek Hitam
Namun, sinar matahari dapat menembus pakaian, sunscreen kehilangan efektivitasnya dari waktu ke waktu, dan kemungkinan seseorang akan lupa memakai sunscreen setiap kali melihat matahari.
Banyak ilmuwan dan ahli kulit menyarankan bahwa hanya 5 hingga 30 menit paparan sinar matahari per hari dapat menciptakan jumlah vitamin D yang tepat dalam tubuh.
3. Sunscreen menyebabkan masalah kesehatan

Mitos ini berasal dari penelitian lama yang dilakukan pada oxybenzone, salah satu bahan aktif di banyak sunscreen.
Tikus yang terpapar oxybenzone mengalami efek samping negatif yang serius.
Namun, seperti yang ditunjukkan oleh surat penelitian yang diposting ke Archives of Dermatology, tingkat paparan yang dicapai penelitian ini untuk menghasilkan masalah kesehatan pada tikus sangat tinggi.
Baca juga: Gunakan Sunscreen pada Tubuh demi Cegah Kulit Hitam, Ini Cara Penggunaan yang Benar dari Dokter
Perhitungan mereka menunjukkan bahwa hasil ini tidak dapat dicapai pada manusia, bahkan mereka yang menggunakan sunscreen secara teratur dan bebas.
Para peneliti mencatat bahwa setelah 40 tahun oxybenzone menjadi bahan dalam sunscreen, tidak ada penelitian yang dipublikasikan yang menunjukkan efek toksik pada manusia yang disebabkan oleh oxybenzone yang diserap.
4. Orang dengan kulit gelap tidak membutuhkan sunscreen

Beberapa orang percaya bahwa mereka yang memiliki lebih banyak melanin di kulit mereka tidak perlu menggunakan sunscreen.
Ini karena melanin bertindak untuk menyebarkan sinar UVB dan dapat melindungi dari sengatan matahari, sampai batas tertentu.
Sementara orang dengan kulit lebih gelap lebih terlindungi dari sinar matahari, mereka tetap harus menggunakan sunscreen spektrum penuh.
Kerusakan UVA tidak diblokir oleh melanin dengan cara yang sama dan dapat menyebabkan penuaan dini dan kerutan pada kulit.
Baca juga: dr. Fiarry Fikaris Menjelaskan bahwa Sunscreen adalah Produk Pencegah Terjadinya Penuaan Dini
Melanin juga tidak akan melindungi kulit dari paparan sinar matahari yang ekstrim, seperti menghabiskan waktu berjam-jam di bawah sinar matahari tanpa pelindung.
Orang dengan kulit lebih gelap juga tidak terlindungi dari kanker kulit.
Satu studi mencatat bahwa tingkat kelangsungan hidup kanker kulit paling rendah pada orang dengan kulit lebih gelap, termasuk Afrika-Amerika, Asia-Amerika, penduduk asli Amerika, dan Kepulauan Pasifik.
Hasil ini menunjukkan perlunya skrining yang lebih baik dan kesadaran akan risiko kanker kulit.
Baca berita tentang kesehatan umum lainnya di sini.
(TribunHealth.com/Nur)