Breaking News:

Apakah Orang Pelupa Rentan Mengalami Demensia? Begini Ulasan dr. Ermawati Sudarsono

Menurut dr. Ermawati Sudarsono, Sp.N seseorang yang seringkali lupa mengalami gangguan kognitif yang ringan, begini penjelasannya.

kompas.com
Ilustrasi lansia mengalami demensia, menurut dr. Ermawati Sudarsono, Sp.N berisiko terjadi pada usia tua 

TRIBUNHEALTH.COM - Demensia merupakan istilah yang digunakan untuk melukiskan gejala-gejala sekelompok penyakit yang memengaruhi fungsi otak.

Pasalnya kondisi ini bukan satu penyakit yang spesifik.

Demensia memengaruhi cara berpikir, kelakuan, serta kemampuan untuk melakukan pekerjaan biasa sehari-hari.

Fungsi otak cukup banyak terpengaruh sehingga mengganggu pergaulan dan pekerjaan normal pengidapnya.

Ciri-ciri khas demensia yaitu ketidakmampuan melakukan kegiatan sehari-hari sebagai akibat dari berkurangnya kemampuan kognitif atau mengenali.

Perlu diingat jika demensia bisa terjadi pada siapa saja, tetapi risikonya bertambah dengan bertambahnya usia.

Baca juga: Dokter Tak Sarankan Ibu Hamil Lakukan Treatment Platelet-Rich Plasma (PRP)

Hal ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Neurologi, dr. Ermawati Sudarsono, Sp.N yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Healthy Talk edisi 25 Juni 2022.

Ilustrasi penyebab demensia usia muda, dr. Ermawati Sudarsono, Sp.N sebut demensia bisa terjadi pada usia berapa saja
Ilustrasi penyebab demensia usia muda, dr. Ermawati Sudarsono, Sp.N sebut demensia bisa terjadi pada usia berapa saja (health.kompas.com)

Baca juga: Psikolog Beberkan Gejala Lain Gangguan Skizofrenia Selain Halusinasi dan Delusi

Mayoritas orang yang menderita demensia ialah orang tua, tetapi penting diingat jika kebanyakan orang yang tua tidak menderita demensia.

Lantas apakah seseorang yang mudah pelupa rentan mengalami demensia?

"Jadi gini, pada seseorang yang mudah pelupa itu memang ada kemungkinan untuk mengalami demensia pada usia lanjut ya, waktu usia sudah tua atau usia lansia," ucap dr. Ermawati Sudarsono, Sp.N.

2 dari 3 halaman

"Karena pada orang pelupa itu terjadi gangguan kognitif yang ringan, gitu tapi sebabnya itu kan banyak," sambung dr. Ermawati Sudarsono, Sp.N.

Apabila kita bisa menghindari faktor-faktor penyebabnya atau memperbaiki penyebab sering lupa, maka bisa meminimalisir terjadinya demensia di kemudian hari.

"Kalau pada orang muda yang sering pelupa, itu kan mungkin bisa disebabkan karena pertama, kekurangan vitamin B1 dan B12. Itukan bisa diantisipasi," ungkapnya.

"Jadi untuk meminimalisir risiko terjadinya demensia di usia lansia itu harus dipenuhi vitamin-vitamin itu," imbuhnya.

"Terus tadi penyebab demensia di usia muda tadi terjadinya trauma kepala, itukan juga bisa dihindari," ujar dr. Ermawati Sudarsono, Sp.N dalam tayangan Healthy Talk (25/06/2022).

Baca juga: Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi: Tekanan Kehidupan Bisa Menyebabkan Depresi hingga Skizofrenia

Ilustrasi demensia pada usia muda, dr. Ermawati Sudarsono, Sp.N paparkan hal-hal yang perlu dihindari agar terhindar dari gangguan demensia
Ilustrasi demensia pada usia muda, dr. Ermawati Sudarsono, Sp.N paparkan hal-hal yang perlu dihindari agar terhindar dari gangguan demensia (kompas.com)

Baca juga: Gagal Jantung Jadi Penyakit Paling Banyak Dominasi Kematian Jemaah Haji Indonesia, Kenali Gejalanya

"Terus merokok, alkoholik itukan juga bisa dihindari pada usia muda. Jadi untuk meminimalkan risiko-risiko terjadinya demensia di usia tua, gitu," lanjutnya.

dr. Ermawati Sudarsono, Sp.N menambahkan jika kelebihan gula dan kelebihan kolesterol merupakan salah satu faktor risiko yang membuat seseorang mudah lupa atau terjadinya demensia dikemudian hari.

Oleh sebab itu, penting untuk menerapkan pola makan sehat sedari dini.

Perlu diketahui jika orang yang menderita demensia mungkin mendapat kesukaran mengatasi persoalan dan mengendalikan emosi.

Kemungkinan mereka juga mengalami perubahan kepribadian.

3 dari 3 halaman

Terdapat beberapa jenis demensia yang sangat langka yang bersifat keturunan dimana terdapat perubahan dari gen yang spesifik.

Dalam kebanyakan kasus, gen-gen tersebut tidak terlibat, tetapi orang yang memiliki keluarga menderita demensia berisiko besar mengalami demensia.

Baca juga: Cara Terbaik Cegah Depresi, Dokter Anjurkan Terapi Pikiran yang Bisa Mengubah Pikiran dan Hidup

Ilustrasi demensia menyerang otak, menurut dr. Ermawati Sudarsono, Sp.N
Ilustrasi demensia menyerang otak, menurut dr. Ermawati Sudarsono, Sp.N kelebihan gula dan kelebihan kolesterol merupakan salah satu faktor risiko yang membuat seseorang mudah lupa(Freepik)

Baca juga: Hobi Makan Pedas Tanpa Diare? Ini Tips yang Bisa Dilakukan menurut dr. Kaka Renaldi, Sp.PD, KGEH

Apabila muncul gejala demensia, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosa yang tepat.

Jika memang terbukti mengalami demensia alangkah baiknya untuk segera melakukan pengobatan.

Baca juga: Ragam Cara Menyikat Gigi dengan Tepat, Simak drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati

Penjelasan Dokter Spesialis Neurologi, dr. Ermawati Sudarsono, Sp.N dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Healthy Talk edisi 25 Juni 2022.

(Tribunhealth.com/DN)

Baca berita lainnya tentang kesehatan di sini.

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comDiah Mahmudah S.PsiInner childPelupaDemensiadr. Ermawati Sudarsonootak
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved