TRIBUNHEALTH.COM - Masalah yang kerap dikeluhkan setelah terjadinya jerawat ialah acne scars.
Pada dasarnya terdapat ber,acam-macam jenis scars dan proses terbentuknya juga berbeda.
Acne scar kurang lebih dibagi menjadi 3 bagian besar, yakni perubahan warna tanpa adanya perubahan dari tekstur kulit, bopeng atau bekas jerawat yang cekung, dan hypertrophipic scars atau bekas jerawat yang menonjol.
dr. Carmelita menjelasnkan terjadinya scars yang berwarna kecoklatan atau kehitaman dikarenakan paparan sinar UV dan tidak menggunakan tabir surya.
Sehingga bekas jerawat menjadi menghitam dan bisa disebabkan karena genetik.
Untuk jerawat bopeng dan hypertrophipic scars bisa dipengaruhi oleh genetik atau keturunan.

Baca juga: Kenali Jenis dan Perbedaan Acne Scars yang Disampaikan dr. Carmelita
Biasanya bekas jerawat tersebut bisa disebabkan oleh jerawat itu sendiri.
Ketika jerawat sudah mereda dan hendak melakukan treatment untuk mengatasi bekas jerawat, akan menjadi problem yang baru.
Mulai dari jerawat sampai berbentuk scars saling berkaitan.
Hal mudah yang bisa dilakukan untuk mencegahnya, salah satu penyebab scars ialah sering memegang wajah yang sedang berjerawat atau bahkan memencet jerawat sendiri di rumah.
Dengan banyaknya sentuhan dan memencet jerawat sendiri akan menyebabkan proses peradangan atau inflamasi menjadi lebih berlanjut.
Sehingga tindakan tersebut menjadi faktor resiko terbentuknya acne scars atau bekas jerawat.
Baca juga: Bisakah Kanker Usus Menurun Secara Genetik? Begini Kata dr. Kaka Renaldi Sp.PD-KGEH
Seringkali seseorang yang mengalami masalah jerawat merasa tidak nyaman sehingga sering memencet jerawat sendiri di rumah.
dr. Carmelita menegaskan, hal yang paling mudah dilakukan untuk mencegah terjadinya bekas jerawat ialah tidak menyentuh atau memencet jerawat sendiri di rumah.
Ini disampaikan pada channel YouTube Tribun Lampung bersama dengan dr. Carmelita Christina, seorang dokter di Limonia Beauty Center.
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)