TRIBUNHEALTH.COM - Telah diketahui bersama, bahwa idealnya setiap orang bisa melakukan buang air besar secara rutin setiap hari.
Namun jika tidak memungkinkan, setidaknya 3 kali dalam seminggu.
Untuk mengupayakan hal tersebut, terkadang tidak mudah untuk dilakukan oleh sebagian orang.
Baca juga: Cegah Konstipasi (Susah Buang Air Besar), Dokter Sarankan Lakukan Ragam Kebiasaan Ini Setiap Hari
Akhirnya memutuskan untuk mengonsumsi obat pencahar agar bisa buang air besar.
Lantas apakah tindakan ini diperbolehkan?

Dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube KompasTV, dr. Kaka Renaldi, Sp.PD, KGEH memberikan jawabannya.
Menurut penjelasannya, frekuensi buang air besar yang normal sebenarnya tidak hanya sebatas satu hari sekali saja. Melainkan juga bisa 3 hari sekali.
Baca juga: Dokter Sebut Jika Perdarahan saat Buang Air Besar Kemungkinan Disebabkan Ada Gangguan Saluran Cerna
Mengingat, kontraktivitas saluran cerna setiap orang berbeda-beda.
"Ada yang normal, sangat cepat (sehari 2 sampai 3 kali tetapi tidak diare), serta ada yang lambat," papar Kaka.

Baca juga: Benarkah BAB yang Kurang Baik Menjadi Penyebab Terjadinya Konstipasi? Berikut Penjelasan Dokter
Bila sudah melebihi batas waktu 3 hari belum kunjung buang air besar, maka ia tak mempermasalahkan bila mengonsumsi obat pencahar.
Pencahar aman dikonsumsi dengan ketentuan sesuai dengan indikasi.
Namun bila kesulitan BAB terus-menerus, jangan segan untuk mencari tahu penyebabnya.
Baca juga: Orangtua Perlu Mengetahui Tanda dan Gejala Diare pada Anak, Begini Penjelasan dr. Harsono Salimo
Jika sudah lebih dari 15 hari, maka dapat didiagnosa mengalami Konstipasi kronik.
Hal ini tentu harus dievaluasi dengan pemeriksaan kolonoskopi dan berbagai pemeriksaan penunjang lainnya.

Baca juga: Selain Alami Nyeri, Penderita Gangguan Saluran Cerna Juga Bisa Alami Konstipasi Hingga Hematochezia
Umumnya kondisi konstipasi ini disebabkan oleh radang usus atau polip.
Namun jika ditelusuri tidak ditemukan adanya gangguan, dapat diartikan adanya masalah fungsional atau mutilitasnya terganggu.
Baca juga: Haruskah Buang Air Besar Setiap Hari? Begini Penjelasan Dokter
Keadaan ini tentu akan menentukan pengobatan selanjutnya.
Maka untuk mengantisipasi kondisi berlanjut semakin parah, segera lakukan deteksi dini.
Penjelasan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Gastroenterohepatologi, Kaka Renaldi ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube KompasTV.
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)