TRIBUNHEALTH.COM - Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (RISKESDAS) tahun 2018, kasus gigi berlubang pada orang dewasa dan anak-anak, menunjukkan bahwa pada anak-anak kasus gigi berlubang lebih banyak dibandingkan pada orang dewasa.
Dokter memaparkan jika sebenarnya anak-anak memerlukan bantuan dari orang tuanya untuk memerhatikan kesehatan gigi dan mulutnya, terutama pada anak-anak berkebutuhan khusus.
Ia membenarkan jika angka kejadiannya lebih banyak pada anak-anak.
Barulah setelah kasus gigi berlubang, penyakit-penyakit lain akan menyertai seperti radang gusi yang kemudian menyebabkan gusi menurun dan gigi menjadi patah.
Baca juga: Ketahui Beberapa Hal yang Memengaruhi Infertilitas atau Gangguan Kesuburan Menurut dr. Maria Ratna
Pernyataan ini disampaikan oleh Dokter Gigi Anak, drg. Mega Moeharyono Puteri, Ph.D., Sp.KGA (K) - AIBK yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Jatim Official edisi 17 Maret 2022.

Baca juga: Mengetahui Infertilitas atau Gangguan Kesuburan yang Perlu Diwaspadai Pasangan Suami Istri
Menurut drg. Mega terdapat karakteristik unik pada rongga mulut anak berkebutuhan khusus, antara lain:
- Down syndrome
1. Erupsi gigi tertunda
Pada anak-anak normal, sebagai contoh gigi susu umumnya tumbuh pada usia 6-8 bulan.
Sementara pada anak-anak down syndrome sedikit lebih terlambat dimana bisa tumbuh di usia lebih dari 10 bulan.
2. Makroglosia (ukuran lidah besar)
3. Lidah pecah-pecah
4. Kelainan bentuk gigi
5. Gigi mudah berlubang
Menurut drg. Mega gigi akan mudah berlubang meskipun tidak banyak.
6. Maloklusi (letak gigi tak beraturan) dan mal-alignment
Kondisi ini bisa disertai dengan radang gusi.
7. Periodontitis
Baca juga: Mengoptimalkan Skill atau Keterampilan Tertentu Sangat Berguna untuk Masa Depan Anak
- Cerebral palsy
Pada anak-anak cerebral palsy kurang lebih karakteristiknya hampir sama, hanya saja terdapat perbedaan yang sedikit, yaitu:
1. Maloklusi atau maloklusi kelas II
2. Interposisi lidah
Kondisi ini disebabkan karena otot-otot disekitar mulut sedikit berbeda.
Akibatnya lebih cenderung untuk lidahnya berada diantara mulut yang terbuka.
Biasanya anak cenderung terus-menerus mengalami ileran.
3. Bruxsim
Akibat adanya kejang otot menyebabkan giginya terkikis.
4. Kebiasaan mengisap jari atau kebiasaan menggigit benda lain
Kebiasaan ini bisa menyebabkan letak gigi tidak beraturan.
Baca juga: Begini Ciri-ciri Penderita Bipolar, Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi: Tak Ada Halusinasi

Baca juga: Apa Boleh Pengguna Behel Melakukan Tindakan Laser Bibir? Begini Kata dr. Satya Perdana
5. Karies
Gigi berlubang juga kerap ditemukan pada anak-anak dengan cerebral palsy.
6. Saliva
Umumnya air ludah cenderung asam sehingga menyebabkan banyak gigi yang berlubang.
Bisa disimpulkan jika rongga mulutnya bersuasana asam.
Anak dengan cerebral palsy memiliki pH yang cenderung rendah.
Asam yang terus-menerus menyebabkan gigi di dalam rongga mulut terkikis.
Akibat terdapat obat-obatan yang perlu dikonsumsi menyebabkan aliran ludah menjadi sedikit.
7. Erosi gigi
8. Gingiva hiperplasia
Terdapat pula radang pada gusi yang semakin membesar.
Baca juga: Mengenal Slimming Treatment, Cara Mendapatkan Tubuh Cantik dan Langsing Disampaikan dr. Connie
- Autism
1. Karies
Biasanya juga ditemui gigi berlubang.
2. Ulcerations
3. Bruxism
4. Gigi erosi
Umumnya juga terjadi erosi gigi.

5. Plak gigi
Adanya plak gigi juga bisa menyebabkan radang gusi.
6. Tongue thrusting
7. Erupsi atau tumbuh gigi terlambat
8. Terjadi luka atau gigi patah
Umumnya anak autism cukup aktif sehingga rentan terbentur sesuatu yang bisa menyebabkan gigi patah.
Apabila gigi patah baiknya segera dibawa ke dokter gigi.
Baca juga: Berapa Kali Perawatan Vampire Facial untuk Mendapatkan Hasil yang Bagus? Begini Kata Dokter
Penjelasan Dokter Gigi Anak, drg. Mega Moeharyono Puteri, Ph.D., Sp.KGA (K) - AIBK dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Jatim Official edisi 17 Maret 2022.
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.