TRIBUNHEALTH.COM - Terdapat penyakit yang bernama Recurrent apto stomatitis, bentuknya di rongga mulut juga ulserasi atau berbentuk sariwan.
Kategori ini sangat banyak ditemukan di masyarakat, mencapai 60-70%, sifatnya tidak berbahaya dan biasanya terjadi tanpa penyebab yang jelas.
drg. Erni Marliana menyampaikan, ini salah satu kategori yang disebut recurrent apto stomatitis, bentuknya di rongga mulut juga sama seperti bentuk sariawan.
Bentuknya akan ada cekungan, terasa sakit, dan sebagainya.
drg. Erni Marliana menyampaikan, ulserasi adalah istilah atau terminologi jika dialam jaringan lunak rongga mulut kehilangan lapisan epitelium.
Sehingga lukanya akan berbentuk cekung seperti kawah.
Baca juga: dr Azizah Amalia Tegaskan Kondisi Tubuh yang Tidak Disarankan Suntik Vitamin C
Contoh lesi yang lain misalkan fissure dan erosi adalah jenis lesi atau perlukaan lain di rongga mulut.
Jenis lain berupa bula yang berupa pembengkakan dan bisa vesikula yang berupa pembengkakan yang berisi cairan dan seterusnya.
Sariawan atau ulserasi biasanya ditutupi lapisan putih kekuningan.
Bagi masyarakat penybutan sariawan itu biasanya diartikan sebagai segala sesuatu yang berasal dari rongga mulut seperti rasa tidak nyaman, rasa sakit, rasa panas, dan rasa nyeri.
Segala rasa yang tidak berasal dari gigi tersebut sering dianggap masyarakat sebagai sariawan.
Baca juga: Gejala Hepatitis Akut Misterius Dibagi Menjadi Gejala Awal & Lanjutan, Simak Ulasan dr. Melia Yunita
Padahal bagi dokter gigi, sariawan secara spesifik hanya pada luka yang berbentuk seperti cekungan.
Berdasarkan penyebabnya, sariawan bisa disebabkan oleh berbagai hal seperti infeksi virus, dan trauma.
Terdapat beberapa sariawan yang sudah diketahui penyebabnya dan ada juga yang belum diketahui penyebabnya, seperti pada penyakit recurrent apto stomatitis.
Bentuk dari penyakit Recurrent apto stomatitis ialah ulser, berulang, namun belum diketahui penyebab pasti terjadinya ulser tersebut.
dr. Erni Marliana menyampaikan bahwa, ada yang mengaitkan dengan faktor hormonal terutama terjadi pada perempuan dan terjadi sesaat sebelum menstruasi atau sesudah menstruasi.
Faktor hormonal dianggap berperanan dalam lesi ini.
Ini disampaikan pada channel YouTube Tribun Health bersama dengan drg. Erni Marliana, Sp.PM., Ph.D. Seorang dokter gigi spesialis penyakit mulut. Sabtu (19/2/2022)
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)