TRIBUNHEALTH.COM - Dalam dunia kedokteran, hemofilia A memiliki banyak sinonim.
Misalnya seperti hemophilia type A, hemofilia klasik, classic hemophilia, factor VII deficiency, dysfunctional factor VIII, defisiensi faktor antihemofilia (AHF), deficiency of functional plasma coagulation factor VIII.
Manifestasi perdarahan bisa timbul saat lahir, yang ditandai dengan pemanjangan waktu perdarahan tali pusat atau perdarahan di dalam tulang tengkorak, maupun cephalhematoma.
Penderita hemofilia berat biasanya mengalami perdarahan pertama di usia 6-9 bulan saat mereka mulai bergerak dan timbul perdarahan sendi.
Baca juga: Apakah Gigi Bungsu yang Tidak Memiliki Anomali Harus Dicabut? Begini Penjelasan drg. Anastasia
Hal ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Anak Konsultan Hematologi Onkologi, dr. Olga Rasiyanti Siregar, M.Ked(Ped), Sp.A(K) yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Healthy Talk edisi 14 Mei 2022.
Baca juga: dr. Pratidona Sebut Suntik DNA Salmon Dapat Dikombinasikan dengan Treatment Lain, Begini Ulasannya
Gambaran klinis yang khas pada penderita hemofilia derajat berat yaitu terjadinya perdarahan jaringan lunak dari sendi lutut dan otot yang spontan dan berulang sehingga menimbulkan pembengkakan sendi yang disertai nyeri atau rasa sakit yang luar biasa.
Kondisi ini biasanya muncul sejak masa balita, saat anak mulai merangkat, berdiri hingga berjalan.
Perlu diketahui jika perdarahan sendi yang berulang ini selain menyebabkan sendi tegang dan bengkak, juga menyebabkan ruang sendi menyempit, rusaknya tulang rawan dan minyak sendi.
Tentu saja menyebabkan sendi menjadi kaku dan pergerakannya terbatas diikuti mengecilnya otot-otot kaki.
Dokter Spesialis Anak Konsultan Hematologi Onkologi, dr. Olga Rasiyanti Siregar, M.Ked(Ped), Sp.A(K) mengimbau untuk menghindari tindakan perlukaan yang bisa menyebabkan terjadinya perdarahan.
"Kalau menjadi dokter mungkin bisa tanya lagi bagaimana riwayat keluarganya. Hati-hati begitu pasien itu hemofilia, kita melakukan tindakan jatuhnya kita ke arah yang jelek," terangnya.
Risiko yang mungkin terjadi apabila penderita hemofilia tidak mendapatkan penanganan yang tepat tentu saja menyebabkan darah keluar terus-menerus.
Baca juga: Apa yang Menyebabkan Seseorang Mengalami Trust Issue? Begini Kata Psikolog
Baca juga: Kelebihan Pemasangan Headgear, Dokter Sebut Tidak Perlu Pilih-pilih Makanan
"Efek darahnya keluar terus jadi syok efeknya pada anak atau pada orang. Jadi tubuh tidak bisa lagi, tubuh seharusnya memerlukan sekian liter darah tapi darahnya keluar terus. Tubuhnya lama-lama menjadi syok, lama-lama bisa meninggal," ucap Dokter Spesialis Anak Konsultan Hematologi Onkologi, dr. Olga Rasiyanti Siregar, M.Ked(Ped), Sp.A(K).
"Jadi efeknya paling buruk ya meninggal, meninggal karena kekurangan darah karena dia perdarahan terus-menerus," sambungnya dalam tayangan Healthy Talk (14/05/2022).
Perlu diperhatikan jika pasien bisa meninggal jika tidak mendapat penanganan dengan segera.
Dokter menambahkan jika penderita hemofilia apabila tidak terjadi traumatik tentu saja tidak akan berisiko mengalami perdarahan.
"Pasien-pasien kita banyak nih sudah usia remaja bahkan udah bapak-bapak, jadi bisa normal bahkan dia bisa berkegiatan cuman perlu diperhatikan," imbuhnya.
"Namanya hemofilia yang kena laki-laki ya, dia suka kegiatan fisik. Itu salah satu tantangan dari keluarga yang memiliki penderita hemofilia," lanjutnya.
"Karena yang kena laki-laki, ketika dia remaja ini anak dari kecil sudah dibilang hemofilia. Tetapi ketika remaja kan ada dalam dirinya ingin mencoba. Normal itu, tapi harus dikasih tahu," tambahnya.
"Bahkan di center di luar negeri pasien hemofilia yang akan melakukan olahraga, dia diberi obatnya dulu nih," pungkasnya.
Baca juga: Prosedur Perawatan Hydrafacial yang Wajib Diketahui dari Dokter Estetika
Dimana obat yang diberikan kepada pasien hemofilia adalah obat faktor pembekuan, hal ini agar perdarahan yang ditimbulkan tidak terlalu banyak.
dr. Olga Rasiyanti Siregar, M.Ked(Ped), Sp.A(K) mengungkapkan jika berenang bisa menjadi terapi bagi penderita hemofilia.
Baca juga: Jaga Kesehatan Rongga Mulut Guna Cegah Gingivitis, Dokter Anjurkan Lakukan Langkah di Bawah Ini
Penjelasan Dokter Spesialis Anak Konsultan Hematologi Onkologi, dr. Olga Rasiyanti Siregar, M.Ked(Ped), Sp.A(K) dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Healthy Talk edisi 14 Mei 2022.
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.