TRIBUNHEALTH.COM - Rahang atas maju adalah kondisi yang menunjukkan adanya masalah pada rahang.
Kondisi rahang atas yang maju rupanya disebabakn oleh berbagai macam faktor kebiasaan.
Dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribunhealth, Dokter Gigi Spesialis Orthodonsia, drg. Ardiansyah S. Pawinru, Sp.Ort(K) menjabarkannya.
Baca juga: Apa Akibat dari Penumpukan Karang Gigi? Begini Penjelasan drg. Eddy Heriyanto Sp.Ort(K)
Di antaranya:
1. Keturunan
Orangtua yang memiliki kondisi rahang yang maju, biasanya juga akan menurunkan pada anak-anaknya.
2. Kebiasaan menghisap jempol
Menghisap jempol adalah salah satu kebiasaan yang biasa dilakukan sejak kecil.
Kebiasaan menghisap jempol ini bisa memicu rahang atas menjadi maju.
Baca juga: Cara Menghentikan Kebiasaan Menghisap Jempol menurut drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati
3. Bernapas melalui mulut
Sama halnya dengan kebiasaan menghisap jempol, bernapas melalui mulut bisa menyebabkan rahang atas menjadi maju.
"Dengan bernapas melalui mulut, maka rahang atas menjadi maju," papar Ardiansyah.
Mengantisipasi Rahang Maju
Meski 3 faktor pencetus diatas bisa memicu rahang atas menjadi maju, namun terdapat upaya yang bisa dilakukan untuk mengantisipasinya.
Yaitu dengan menggunakan alat Headgear.
Headgear adalah alat untuk mendorong maksila rahang atas kedalam.
Baca juga: Masalah Gigi Menimbulkan Keluhan? Disarankan Segera Berkonsultasi dengan Dokter Gigi
"Prinsip penggunaan Headgear untuk kasus rahang atas yang maju."
"Jika rahang atas maju, maka kita harus memundurkan. Menekan rahang atas itu untuk mundur," terang Ardiansyah.
Dalam definisinya ada kasus Maloklusi kelas II skeletal.
Maloklusi kelas II skeletal ditandai dengan rahang atas yang lebih maju daripada rahang bawah.
Terdapat 3 macam penyebab kasus Maloklusi kelas II skeletal.
Yakni:
1. Rahang atas abnormal (maju) sedangkan rahang bawah normal
Baca juga: Kenali Penyebab Nyeri Rahang Setelah Pemasangan Kawat Gigi, Begini Ulasan drg. Munawir
2. Rahang atas normal sedangkan rahang bawah tidak berkembang (kecil)
3. dan dua-duanya.
Untuk melihat kondisi diatas dapat dilakukan melalui foto sefalometri.
Selanjutnya jika telah mendapatkan evaluasi dan analisa dari dokter gigi, misalnya rahang atas maju, maka perlu melakukan penekanan pada rahang atas agar mundur.
Upaya ini dapat dilakukan dengan bantuan Headgear yang berfungsi menarik maksila agar rahang atas bisa mundur yang ditempakan di belakang kepala.
"Jadi menggunakan kepala untuk menarik maksila ke belakang," ungkap Ardiansyah.
Headgear lebih dianjurkan digunakan pada usia tumbuh kembang.
Baca juga: Penggunaan Dental Floss yang Tepat Membantu Proses Pembersihan Gigi dan Mengurangi Resiko Perdarahan
"Headgear ini disarankan pada usia tumbuh kembang, yaitu usia 10 tahun keatas sampai usia 15, 16 tahun," ungkap Ardiansyah.
Sehingga Headgear tidak diperkenankan pada usia anak-anak.
Lantaran tulang pada anak-anak masih lunak dan hubungan antara rahang masih belum begitu matang.
Namun jika ingin memperbaiki hubungan antar rahang, maka pada usia anak-anak bisa mencoba melakukan perawatan orthodonti jenis lainnya.
Headgear Beda dengan Behel Gigi
Perawatan Orthodonti memiliki beragam jenis.
Salah satu yang dikenal adalah penggunaan behel gigi.
Meski sama-sama sebagai perawatan Orthodonti, namun behel gigi dan Headgear adalah dua alat yang berbeda.
Baca juga: drg. Ardiansyah S. Pawinru, Sp.Ort(K) Ungkap Alasan Penggunaan Behel yang Memerlukan Waktu Lama
Berdasarkan penuturan Ardiansyah, behel gigi bisa mengatasi gigi berjejal dan hubungan skeletal yang tidak parah.
Namun jika kondisi di atas terjadi pada usia tumbuh kembang perlu menggunakan alat myofungsional.
Lalu bila terjadi masalah skeletal yang parah pada orang dewasa, langkah tepat yang bisa dilakukan adalah melakukan perawatan Headgear.
"Jadi Headgear ini hanya diperuntukkan mengoreksi skeletal, rahang. Khusus untuk maloklusi kelas II dengan rahang atas yang maju," kata Ardiansyah.
Berbeda jika memiliki masalah gigi miring, maka perlu menggunakan behel.
Penjelasan Dokter Gigi Spesialis Orthodonsia, drg. Ardiansyah S. Pawinru, Sp.Ort(K) dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribunhealth, Kamis (12/5/2022)
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)