TRIBUNHEALTH.COM - Seringkali masyarakat awam ragu ataupun masih bertanya tanya jika ingin mengonsumsi vitamin secara bersamaan.
Yang ditakutkan dari konsumsi vitamin yang bersamaan adalah adanya reaksi buruk bagi kesehatan ataupun vitamin tersebut tidak bermanfaat bagi tubuh.
dr. Nadya Noviani menyampaikan bahwa dari farmakologinya vitamin D tidak memiliki reaksi apabila dikonsumsi bersamaan dengan vitamin C.
Vitamin D akan bereaksi jika dikonsumsi bersamaan dengan obat-obatan anti epilepsi atau anti kejang.
Selain itu, vitamin D juga tidak diperbolehkan dikonsumsi bersamaan dengan obat jantung, dan obat memperlancar urine.
Jika vitamin D dikonsumsi bersamaan dengan vitamin C tidak akan menimbulkan permasalahan apapun.

Baca juga: Jangan Abaikan Kebersihan Rongga Mulut untuk Menghindari Pembentukan Kalkulus
Waktu yang tepat untuk mengonsumsi vitamin C dan D sebenarnya lebih baik saat pagi hari.
Seseorang yang mengonsumsi obat jantung maupun pelancar urin tidak diperbolehkan konsumsi vitamin D bersamaan dengan vitamin lainnya.
Sehingga untuk mendapatkan vitamin D tidak harus dimakan, dan dr. Nadya Noviani menyampaikan dari penelitian maupun jurnal yang telah beliau baca sebenarnya tubuh memproduksi vitamin D itu sendiri dengan sinar UVB dari matahari.
Bisa dikatakan bahwa asupan vitamin D perlu ataupun tidak perlu dikonsumsi.
Untuk mengetahui kapan harus mengonsumsi vitamin D, sebenarnya harus cek terlebih dahulu kadar vitamin D yang ada pada tubuh.
Baca juga: Tanda Kolesterol Naik yang Harus Diwaspadai, Simak Penjelasan Dokter Spesialis Penyakit Dalam
Apabila kadar vitamin D sangat amat defisit atau sangat kurang, barulah dianjurkan untuk mengonsumsi suplemen 1000, 5000, 10000, bahkan sampai 50000 IU.
Tetapi saat cek kadar vitamin D didalam tubuh sudah cukup, sebenarnya tidak perlu konsumsi suplemen dan hanya dengan berjemur, konsumsi makanan hewani ataupun nabati diaktakan sudah cukup.
Jika kadar vitamin D didalam tubuh sudah cukup, maka kita hanya perlu mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin D dan berjemur karena 80% yang mengolah adalah tubuh kita sendiri.
Ketika tubuh masih merasa sehat dan kadar vitamin D tidak kurang atau sangat kekurangan tidak terlalu memerlukan konnsumsi suplemen vitamin D.
Ini disampaikan pada channel YouTube Tribun Health bersama dengan dr. Nadya Noviani. Seorang dokter umum dari RS St. Carolus Summarecon Serpong. Kamis (4/11/2021)
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)