Breaking News:

dr. Harmantya Sp. OT: Nyeri Pinggang Menandakan Saraf Terjepit Tidak Sepenuhnya Benar

Nyeri pinggang termasuk permasalahan yang sering dikeluhkan. Seringkali masyarakat awam menganggap bahwa nyeri pinggang merupakan saraf terjepit.

Penulis: Putri Pramestianggraini | Editor: Ahmad Nur Rosikin
health.grid.id
ilustrasi seseorang yang mengalami nyeri pinggang 

TRIBUNHEALTH.COM - Hampir setiap orang diusia produktif maupun sudah berusia lanjut mengalami masalah nyeri pinggang.

Keluhan nyeri pinggang tersebut bisa terjadi saat sedang beraktivitas maupun terjadi secara tiba-tiba.

Keluhan nyeri pinggang yang berlangsung lama harus diwaspadai, karena jika dibiarkan terlalu lama dan idak diatasi akan menimbulkan efek-efek yang tidak diinginkan.

Nyeri pinggang selain karena otot, tentunya bisa disebabkan oleh susunan tulang belakang itu sendiri baik itu sendi, ligamen atau bantalan sendi.

Masih banyak orang yang sering berasumsi bahwa ketika kita mengalami nyeri pinggang berarti saraf terjepit.

dr. Harmantya mengatakan bahwa anggapan nyeri pinggang menandakan saraf kejepit tidak sepenuhnya benar.

ilustrasi seseorang yang mengalami nyeri pinggang
ilustrasi seseorang yang mengalami nyeri pinggang (health.grid.id)

Baca juga: drg. Farra Nadiya Sebutkan Permasalahan Gigi yang Membutuhkan Veneer

Pada keluhan nyeri pinggang, rasa nyeri hanya berada disekitar pinggang saja.

Tetapi bila insiden saraf terjepit, harus bisa memberikan keluhan saraf terjepit.

Komponen saraf terdiri dari komponen sensorik, seperti kulit bisa merasakan sesuatu.

Tak hanya komponen sensorik saja, ada juga komponen motorik yang menggerakkan kedua tungkai.

2 dari 2 halaman

Selain komponen sensorik dan motorik ada juga komponen otonom seperti buang air kecil atau buang air besar.

Apabila mengalami jepitan saraf, harus mengalami gejala minimal salah satu dari komponen-komponen tersebut seperti sensorik, motorik, ataupun otonom.

Baca juga: Masalah Gigi Menimbulkan Keluhan? Disarankan Segera Berkonsultasi dengan Dokter Gigi

dr. Harmantya mengatakan bahwa keluhan yang sering dialami pasien adalah komponen sensorik terlebih dahulu seperti nyeri yang menjalar dari pantat dan menjalar ke bawah terasa seperti tersetrum.

Keluhan tersebut bisa dialami oleh satu kaki ataupun dua kaki.

Keluhan nyeri bisa dirasakan mulai dari pantat, ke paha dan ke betis, pergelangan kaki bahkan sampai ke telapak kaki.

Jika keluhan yang terjadi pada komponen sensorik dibiarkan terlalu lama, maka akan merusak komonen motorik.

Hal tersebutlah yang menyebabkan kelemahan pada jempol, kaki, pergelangan kaki, dan lutut.

Ketika semua keluhan tersebut dibiarkan, dan jepitan terasa lebih hebat lagi maka kesehatan komponen otonom akan terancam.

Ini disampaikan pada channel YouTube Tribun Jabar bersama dengan dr. Harmantya Mahadhipta, Sp.OT (K) Spine. Seorang dokter spesialis orthopedi & traumatologi. Rabu (16/3/2022)

(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comAbses Gigiperawatan gigigigi berlubangKesehatan gigidrg. R. Ngt. Anastasia Ririen
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved