TRIBUNHEALTH.COM - Gatal pada kulit kerap kali menjadi gejala khas saat kulit mengalami suatu permasalahan.
Salah satu permasalahan kulit yang ditandai dengan rasa gatal terutama ketika gatal terjadi di malam hari adalah penyakit scabies.
Penyakit scabies merupakan salah satu jenis penyakit kulit yang disebabkan karena parasit atau kutu yang bernama Sarcoptes Scabiei menempel pada bagian kulit terluar atau epidermis kulit.
Tak hanya gatal saja, penyakit scabies ini merupakan penyakit yang menular sehingga sering kali penyakit scabies ini diderita oleh satu kelompok atau satu keluarga yang tinggal bersama.
Ketika penderita scabies mengalami gejala disertai dengan demam, sakit kepala, hingga mual harus diwaspadai dan harus segera ke dokter.
Pasalnya jika kondisi penderita scabies disertai dengan hal tersebut, penderita scabies sudah maasuk ke dalam kategori komplikasi dari infeksi scabies.
Baca juga: Tak Hanya Gatal Saja, dr. Hari Purwanto, Sp. DV Paparkan Gejala Lain dari Penyakit Kulit Scabies

Dilansir TribunHealth.com, Dokter Spesialis Dermatovenereologi, dr. Hari Purwanto, Sp. DV memberikan penjelasan dalam tayangan YouTube Tribun Lampung News Video.
dr. Hari menjelaskan bahwa penyakit scabies juga dapat mengalami komplikasi apabila penyakit ini tidak segera diobati.
Berikut ini komplikasi yang dapat terjadi akibat penyakit kulit scabies.
1. Gangguan tidur
Menurut dr. Hari, gatal pada scabies akan memberat ketika di malam hari karena aktivitas parasit atau kutu lebih aktif ketika di malam hari.
Gatal yang kerap terjadi di malam hari tersebut dapat mempengaruhi kualitas tidur penderita hingga kualitas hidupnya.
Ketika terjadi gatal yang berlebihan di malam hari, otomatis kualitas tidur penderita scabies akan terganggu dan ini menyebabkan produktifitas orang tersebut menurun karena kurang tidur di malam hari.
Kurang tidur di malam hari menyebabkan keesokan harinya terasa lelah hingga kurangnya konsentrasi.
Baca juga: Mengenal Dua Macam Penularan Scabies, Langsung dan Tidak Langsung, Begini Ulasan dr. Hari Purwanto

2. Terjadi infeksi sekunder
Kondisi scabies menimbulkan rasa gatal yang sangat berlebihan hingga memicu penderita untuk menggaruk kulitnya.
Jika kondisi ini tidak dicegah dan dilakukan secara terus-menerus akan menyebabkan kulit menjadi terluka.
Parasit atau kutu penyebab scabies yang menempel di kulit akan menimbulkan reaksi seperti kemerahan hingga kulit bernanah.
Ketika kondisi kulit sampai tahap bernanah, artinya kondisi kulit tersebut sudah ada infeksi bakteri, kondisi ini dinamakan dengan infeksi sekunder.
Apabila terjadi infeksi sekunder, kemudian nanah keluar cukup banyak pasti akan menimbulkan demam pada tubuh pasien.
Demam merupakan respon tubuh akibat adanya infeksi sekunder yang terjadi pada tubuh.
"Jari gara-gara infeksi bakteri dan juga infeksi parasit bisa menimbulkan demam," tutur dr. Hari.
"Ketika pasien datang dengan kondisi tersebut, maka pengobatannya ada dua yaitu pengobatan scabies dan pengobatan infeksi bakteri."
"Itu adalah komplikasi ketika scabies ini tidak diobati atau pengobatannya tidak tepat."
"Gangguan tidur itu juga sangat mengganggu, kadang pasien membiarkan hal tersebut hingga berbulan-bulan dan ada juga yang sudah melakukan pengobatan namun belum pas dan akhirnya menjadi tidak sembuh," lanjut dr. Hari.
Baca juga: Bagaimana Proses Penyembuhan Scabies? Simak Ulasan dr. Az Zuhruf

dr. Hari menyarankan untuk meningkatkan edukasi mengenai kebersihan tempat tinggal, kebersihan pakaian yang digunakan, hingga menjaga kebersihan tempat tidur.
Hal tersebut merupakan upaya penting untuk melakukan pencegahan terhadap penyakit kulit terutama scabies.
Pengobatan pada scabies ini tidak hanya mengandalkan obat saja, tetapi juga pentingnya menjaga kebersihan badan, kebersihan pakaian, dan kebersihan tempat tinggal.
Ketika scabies terjadi pada satu kelompok, maka pengobatannya juga harus dilakukan pada setiap individu.
Kerena jika hanya satu orang saja yang melakukan pengobatan, ketika ia sembuh bisa tertular kembali oleh seseorang yang tidak melakukan pengobatan scabies.
Penjelasan ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Dermatovenereologi, dr. Hari Purwanto, Sp. DV dalam tayangan YouTube Tribun Lampung News Video pada 28 April 2022.
Baca berita lain seputar kesehatan di sini
(Tribunhealth.com/IR)