TRIBUNHEALTH.COM - Pemerintah sudah melakukan banyak hal untuk mengatasi perjalanan penyakit hepatitis.
Pemerintah telah mengeluarkan Surat Edaran (SE) Nomor HK.02.02/C/2515/2022 tentang kewaspadaan terhadap penemuan kasus hepatitis akut yang tidak diketahui etiologinya.
Pemerintah juga sudah meminta para tenaga kesehatan untuk menerapkan pencegahan dan pengendalian infeksi untuk mengendalikan virus ini.
Prof. Dr. dr. Hanifah Oswari, Sp. A (K) mengatakan jika pemerintah sudah menunjuk rumah sakit dan laboratorium untuk menjadi laboratorium rujukan untuk pemeriksaan spesimen hepatitis akut karena ada banyak hal yang perlu diinvestigasi baik itu penyebab dari virusnya sendiri dan mengapa banyak sekali anak yang mengalami kondisi ini.
Baca juga: Menurut dr. Caryn Miranda Saptari Double Chin Tak Menunjukkan Adanya Penyakit Tertentu

Hal ini disampaikan oleh Dokter Anak Konsultan Gastrohepatologi, Prof. Dr. dr. Hanifah Oswari, Sp. A (K) yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Kementerian Kesehatan RI edisi 05 Mei 2022.
Baca juga: Kolesterol Tinggi Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung, Gejalanya Termasuk Nyeri Leher dan Punggung
Pasalnya hepatitis akut yang sedang melanda dunia diduga telah masuk ke Indonesia setelah tiga anak dilaporkan meninggal dunia akibat terinfeksi penyakit misterius ini.
Hingga saat ini peneliti masih melakukan investigasi melalui pemeriksaan panel virus lengkap dan penyelidikan epidemiologi untuk mengetahui lebih lanjut penyebab dari penyakit ini.
Hepatitis akut ini tidak hanya menyerang anak-anak di satu negara saja, bahkan sudah menyerang di banyak negara.
Pemerintah mengharapkan seluruh tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan untuk waspada dan siap menghadapi kasus ini.
Meskipun belum diketahui secara pasti penyebabnya, dugaan awal disebabkan oleh Adenovirus, SARS CoV-2, virus ABV dan lain sebagainya.
Walaupun diketahui ada hepatitis akut yang berat yang mana bisa menyebabkan kematian, para orang tua diimbau untuk tidak panik.
"Kita waspada saja, kita temukan gejala sejak awal agar kita punya waktu untuk bisa menolong anak-anak kita lebih banyak," ucap Prof. Dr. dr. Hanifah Oswari, Sp. A (K).
Baca juga: dr. Ammarilis Murastami, Sp.KK Benarkan Jika Faktor Genetik Memengaruhi Terjadinya Alopecia

Baca juga: Tahi Lalat Bisa Jadi Tanda Kanker Kulit, Berikut Ini Bedanya dengan Tahi Lalat Normal
Gejala awal yang terjadi adalah gejala saluran cerna, diare, mual, muntah, sakit perut dan biasanya disertai demam ringan.
Gejala akan semakin berat seperti air kencing berwarna pekat seperti teh dan BAB berwarna putih pucat.
Dokter mengimbau untuk membawa anak-anaknya jika mengalami gejala seperti ini ke puskesmas atau rumah sakit terdekat jika menunjukkan gejala seperti ini.
Jangan menunggu menunggu sampai timbul gejala lanjutan.
Hal ini karena jika sudah dalam kondisi lanjut tentu kemungkinan tertolong sangat kecil.
"Kalau kita bisa menolong dengan cepat, mudah-mudahan penyakit ini tidak dengan cepat berkembang semakin buruk," pungkasnya.
Setidaknya terdapat beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah masuknya virus pemicu hepatitis akut ini, antara lain:
- Mencuci tangan dengan sabun sebelum dan setelah beraktivitas
- Memastikan jika makanan atau minuman yang akan dikonsumsi matang dan bersih
- Menghindari penggunaan alat makan bersama dengan orang lain
- Menggunakan masker saat beraktivitas
- Mematuhi protokol kesehatan Covid-19 yang sudah dijalankan selama ini
- Mengurangi mobilitas di luar rumah jika tidak diperlukan
Baca juga: dr. Ammarilis Murastami, Sp.KK Paparkan Cara Diagnosis Alopecia Areata, Simak Penjelasannya

Baca juga: Jangan Anggap Sepele, Berikut dr. Dian Pratiwi Sp.KK Jelaskan Penyakit Kulit yang Perlu Diwaspadai
Penjelasan Dokter Anak Konsultan Gastrohepatologi, Prof. Dr. dr. Hanifah Oswari, Sp. A (K) dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Kementerian Kesehatan RI edisi 05 Mei 2022.
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.