TRIBUNHEALTH.COM - Periodontitis adalah suatu kondisi peradangan yang terjadi pada jaringan pendukung gigi.
Peradangan ini terjadi khususnya pada tulang-tulang pendukung gigi.
Berdasarkan penjelasan drg. Arifah Hariadi, Periodontitis sangat rawan terjadi pada masyarakat dengan lanjut usia.
Baca juga: Alasan Datang ke Dokter Gigi Butuh Biaya Tinggi, Simak Penjelasan drg. Ummi Kalsum, MH. Kes., Sp.KG.
Namun bukan berarti golongan usia lain tidak bisa mengalami Periodontitis.
Karena Periodontitis bisa terjadi karena suatu hormon atau masalah gigi yang tidak disadari.
Baca juga: drg. Citra Sebut Impaksi Gigi yang Menimbulkan Infeksi Perlu Dilakukan Pencabutan
"Pada orang tertentu, dengan keadaan hormonal dan ada juga yang tahu-tahu giginya lepas, ada kelainan tersendiri, bisa mengalami Periodontitis," terang Arifah dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Palu Official.
Disebutkan, Periodontitis kronis lebih kerap terjadi pada masyarakat kategori usia lanjut yang tidak pernah membersihkan karang gigi.
Jenis Peridontitis
Diketahui terdapat 2 jenis Periodontitis, yaitu periodontitis akut dan kronis.
Meski sama-sama Periodontitis namun memiliki gejala yang berbeda.
Baca juga: Adakah Obat Sakit Gigi yang Perlu Dikonsumsi sebelum Datang ke Dokter? Ini Kata drg. Ummi Kalsum
Perbedaan gejalanya ialah:
1. Periodontitis Kronis
Seseorang yang menderita Periodontitis kronis biasanya tidak merasakan sakit.
"Jadi tiba-tiba giginya goyang, tetapi tidak terasa sakit," ungkap Arifah.
Baca juga: Dr. drg. Ahmad Syaify Sp.Perio(K) Jelaskan Penyebab Permasalahan Gigi saat Berpuasa
Meski begitu, proses perjalanan Periodontitis kronis ini berlangsung lama.
Periodontitis seringkali terjadi disebabkan karena plak (karang gigi).
2. Periodontitis Akut
Sementara pada Periodontitis akut akan menimbulkan rasa sakit.
Mengingat kondisi Periodontitis akut ini disebabkan oleh gigi yang bermasalah.
Baca juga: drg. Anastasia : Kasus Abses Gigi Memerlukan Penanganan Dokter agar Kondisi Tidak Semakin Parah
Periodontitis akut ini bisa disebabkan oleh gigi berlubang.
kondisi tersebut awalnya bisa dipicu oleh karies gigi (gigi berlubang) yang tidak ditangani.
Gigi berlubang tersebut sudah mencapai pulpa hingga mengiritasi.
Pulpa gigi ini isinya pembuluh darah dan saraf.
Pada pembuluh darah tersebut bisa memasuki tulang penyangga gigi.
Akhirnya pulpa yang mengalami infeksi menuju ke tulang lainnya.
Baca juga: Selain Gigi, Plak yang Tidak Dibersihkan juga Bisa Pengaruhi Kesehatan Gusi
Lalu menyebakan rasa sakit pada gigi yang sebenarnya disebabkan karena gigi mengalami infeksi.
"Jadi Periodontitis apikalis akut ini karena gigi yang berlubang tidak segera ditangani."
"Sehingga kita mengunyah atas bawah itu sakit atau senut-senut, ya karena Periodontitis apikalis akut ini," jelas Arifah.
Proses terjadinya Periodontitis akut ini bisa berlangsung dengan cepat tanpa melewati tahapan tertentu.
"Gigi berlubang biasanya langsung menjadi Periodontitis apikalis akut."
"Karena Periodontitis apikalis akut tidak terpengaruh dengan keadaan gigi atau gingiva," ungkapnya
Baca juga: Deteksi Penyebab dan Tanda Gigi Berlubang, Dokter Ungkap Pentingnya Pemeriksaan Rutin 6 Bulan Sekali
Sehingga Peridontitis apikalis akut hanya berasal dari gigi yang bermasalah tanpa melalui gusi.
Berbeda dengan Periodontitis kronis yang lebih disebabkan karena karang gigi lalu masuk pada gusi.
Periodontitis karena Gingivitis
Gingivitis adalah masalah pada rongga mulut yang menyerang pada gusi.
Kondisi Gingivitis bila terus dibiarkan bisa mengarah pada kondisi Periodontitis.
Dokter Gigi Arifah Hariadi menjelaskan proses terjadinya Gingivitis menjadi Periodontitis.
Kondisi Periodontitis ditandai dengan gusi (gingiva) yang menurun.
Kondisi gusi menurun ini karena mengikuti tulang.
Baca juga: Untuk Mengetahui Warna Gusi Normal atau Tidak, Diperlukan Pemeriksaan Mulut Sendiri Setiap Hari
"Jika tulang menurun, maka gusi akan ikut turun, jadi gigi terlihat panjang-panjang."
"Padahal bukan giginya yang tambah panjang, tetapi tulangnya yang turun," ucap Arifah.
Kondisi ini terjadi karena peradangan.
Menurutnya kondisi Gingivitis membutuhkan waktu lama untuk menjadi Periodontitis.
Kecuali ada kasus-kasus tertentu seperti hormon.
Baca juga: Jika Kurang Menjaga dan Merawat Gigi Palsu, Kemungkinan Gigi akan Mengalami Perubahan Warna
"Biasanya pada remaja atau misalnya memiliki kelainan tertentu, itu bisa terjadi."
"Cuma kalau misalkan sampai kelihatan giginya panjang dan goyang, itu membutuhkan waktu yang lama, bisa sampai berpuluh-puluh tahun," terang Arifah.
Kondisi di atas bisa terlihat pada para lansia yang memiliki gigi panjang.
Tentunya keadaan tersebut bisa terjadi karena tidak segera mendapatkan penanganan saat usia muda.
Baca juga: Masyarakat Awam Perlu Mengetahui Penyebab Abses Gigi yang Seringkali Diabaikan
Penjelasan drg. Arifah Hariadi dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Palu Official, (8/12/2020)'
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)