TRIBUNHEALTH.COM - Operasi saraf kejepit adalah salah satu metode pengobatan jika saraf kejepit tidak dapat ditangani dengan konservatif treatment.
Konservatif treatment merupakan metode pengobatan yang dilakukan dengan cara non operasi seperti bedrest, fisioterapi, akupuntur, dan olahraga.
Pada kondisi saraf kejepit yang tidak parah, pengobatan dengan konservatif treatment dapat memperbaik rasa nyeri hingga menyembuhkan rasa nyeri pada saraf kejepit.
Meskipun sudah melakukan konservatif treatment selama 8 hingga 12 minggu, ada beberapa kondisi yang tidak sembuh dengan treatment tersebut.
Kondisi ini sudah masuk dalam tahap saraf kejepit yang parah dan harus ditangani dengan metode operasi.
Metode operasi terdapat dua macam, pertama adalah dekompresi atau prosedur operasi yang melonggarkan saraf yang kejepit.
Baca juga: dr. Harmantya Mahadhipta, Sp.OT(K)Spine Paparkan Kondisi Saraf Kejepit yang Membutuhkan Operasi
Operasi kedua adalah dekompresi stabilisasi, yaitu operasi yang melonggarkan saraf kejepit yang kemudian dilanjutkan dengan pemasangan implan atau pen.
Sebelum operasi banyak pasien yang mengeluhkan rasa takut dan beranggapan bahwa operasi saraf kejepit dapat menyebabkan kelumpuhan, benarkah demikian?
Dilansir TribunHealth.com, Dokter Spesialis Orthopedi & Traumatologi, dr. Harmantya Mahadhipta, Sp.OT(K)Spine memberikan penjelasan dalam tayangan YouTube Tribun Jabar Video.
dr. Harmantya memaparkan jika banyak pasien yang berkonsultasi sebelum operasi dan mengeluhkan takut operasi karena takut terjadi kelumpuhan.
Namun dr. Harmantya tidak membenarkan hal tersebut, menurut teori operasi saraf kejepit dilakukan di bagian lumbal.
Lumbal sendiri terdiri dari lumbal 1, 2, 3, 4, 5 dan ada juga yang lumbal 6.
Menurut penuturan dr. Harmantya, saraf kejepit sendiri terjadi pada bagian lumbal paling bawah yaitu lumbal 4 atau 5.
Baca juga: dr. Harmantya Mahadhipta Imbau untuk Menguatkan Otot Inti Agar Tidak Mudah Mengalami Saraf Kejepit
"Nah kalau misalnya kita operasi di daerah lumbal bagian bawah, sangat tidak mungkin mengalami kelumpuhan seperti persepsi orang-orang," terang dr. Harmantya.
"Banyak orang yang beranggapan operasi saraf kejepit menyebabkan kelumpuhan setengah badan, habis operasi tidak bisa jalan, itu tidak mungkin terjadi."
"Karena saraf-saraf panggul, saraf paha, saraf lutut itu keluar pada lumbal atas bukan pada lumbal bawah."
"Nah saraf-saraf yang keluar di bagian lumbal bawah, lumbal 4,5 adalah saraf-saraf pada pergelangan kaki ke bawah."
"Jadi kalaupun misalnya terjadi kenapa-kenapa, yang berisiko adalah pergelangan kaki saja, misalnya pergelangan kaki tidak bisa gerak atau jempol kaki atau jari kaki lainnya yang tidak bisa gerak."
Baca juga: dr. Harmantya Mahadhipta Sarankan Segera ke Dokter saat Mengalami Sindrom Cauda Equina
"Itu yang kemungkinan terjadi, tidak mungkin terjadi kelumpuhan setengah badan seperti yang ditakutkan oleh masyarakat pada umumnya," lanjut dr. Harmantya.
dr. Harmantya mengungkapkan jika ada beberapa pasien yang mundur tidak mau operasi akibat hal-hal yang pasien takutkan seperti terjadi kelumpuhan.
Namun setelah dijelaskan dengan teori akhirnya pasien menjadi paham mengenai operasi saraf kejepit.
Penjelasan ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Orthopedi & Traumatologi, dr. Harmantya Mahadhipta, Sp.OT(K)Spine dalam tayangan YouTube Tribun Jabar Video pada 16 Maret 2022.
Baca berita lain seputar kesehatan di sini
(Tribunhealth.com/IR)