TRIBUNHEALTH.COM - Saraf memiliki peran yang penting untuk kesehatan tubuh, salah satunya sebagai alat komunikasi antara tubuh dan otak.
Pentingnya peran saraf untuk tubuh, maka kesehatan saraf harus dijaga dengan baik agar komunikasi antara tubuh dan otak berjalan dengan lancar.
Namun saraf juga dapat mengalami gangguan, salah satunya adalah gangguan saraf kejepit yang sering dialami oleh banyak orang.
Saraf kejepit adalah suatu kondisi dimana saraf mengalami tekanan oleh jaringan disekitarnya.
Kondisi ini menyebabkan penderita merasakan nyeri yang luar biasa dan biasanya nyeri tersebut akan menjalar dari satu tempat ke tempat lainnya.
Saraf kejepit ini dapat terjadi akibat seseorang melakukan aktivitas fisik yang terlalu berat, melakukan gerakan berulang dalam jangka waktu yang lama, cidera saat olahraga atau aktivitas fisik, memiliki postur tubuh yang tidak baik, dan memiliki berat badan berlebih.
Baca juga: dr. Harmantya Mahadhipta Sarankan Segera ke Dokter saat Mengalami Sindrom Cauda Equina

Dilansir TribunHealth.com, Dokter Spesialis Orthopedi & Traumatologi, dr. Harmantya Mahadhipta, Sp.OT(K)Spine memberikan penjelasan dalam tayangan YouTube Tribun Jabar Video.
Menurut dr. Harmantya, seseorang yang mengalami saraf kejepit dapat menyebabkan orang tersebut tidak dapat melakukan aktivitas seperti biasanya akibat rasa nyeri yang ia rasakan.
Nyeri tersebut bisa dimulai dari pantat, menjalar ke paha, menjalar ke betis, kemudian sampai kaki atau telapak kaki.
dr. Hermantya menyarankan bagi penderita saraf kejepit untuk istirahat atau bedrest, tidak usah bekerja, dan harus menghentikan aktivitas fisik terlebih dahulu.
Pasalnya saraf kejepit bisa sembuh dengan sendirinya hanya dengan beristirahat dan mengkonsumi obat.
Saraf kejepit sendiri dapat diperparah dengan aktivitas fisik yang tidak dibatasi, sehingga nyeri akan terasa lebih sakit lagi.
"Intinya jika saraf kejepit disebabkan oleh bantalan sendi yang pecah, maka kita harus mengurangi beban pada bantalan sendi tersebut," terang dr. Hermantya.
Baca juga: Nyeri Pinggang Belum Tentu Tanda Saraf Kejepit, dr. Harmantya Mahadhipta Paparkan Perbedaannya

"Jadi harus dikurangi dulu angkat-angkatnya, harus bedrest dan dikombinasi dengan konsumsi obat atau fisioterapi."
"Hal yang paling penting adalah melakukan penguatan otot perut dan pinggang yang disebut dengan Course Muscle Tightness," lanjut dr. Hermantya.
Muscle Tightness merupakan ketidakseimbangan kerja otot yang menyebabkan perubahan elastisitas pada otot.
Dengan melakukan course muscle tightness diharapkan otot menjadi lebih kuat dan tidak rentan mengalami saraf kejepit karena tumpuan otot menjadi lebih banyak.
dr. Hermantya memaparkan, sering kali pasien dengan muscle tightness ini memiliki otot inti yang lemah dan kesempatan untuk saraf kejepit atau bantalan sendi yang pecah dapat semakin meningkat pada orang yang memiliki otot inti lemah.
"Jadi otot-otot rangka inti kita harus dikuatkan, supaya beban yang dialami oleh bantalan sendi di bagian pinggang dapat didistribusikan dan dibantu oleh otot-otot lain disekitarnya," jelas dr. Hermantya.
Baca juga: dr. Harmantya Mahadhipta Paparkan Sederet Penyebab Nyeri Pinggang, Cedera Otot hingga Infeksi

dr. Hermantya menyarankan untuk melakukan olahraga renang untuk meningkatkan kekuatan otot inti.
"Salah satu cara yang paling gampang untuk dilakukan adalah dengan berenang dengan gaya bebas yang dapat dilakukan seminggu dua kali."
"Durasi untuk berenang bisa dilakukan sekitar 20 menit, olahraga ini bagus sekali untuk menguatkan otot inti."
"Kalau mau nge gym juga boleh ya, namun pilihlah gym yang fokus pada course muscle tightness atau yang fokus untuk menguatkan otot inti," papar dr. Hermantya.
Penjelasan ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Orthopedi & Traumatologi, dr. Harmantya Mahadhipta, Sp.OT(K)Spine dalam tayangan YouTube Tribun Jabar Video pada 16 Maret 2022.
Baca berita lain seputar kesehatan di sini
(Tribunhealth.com/IR)