Breaking News:

FKG Unhas Gelar Kuliah Tamu, Hadirkan Ahli Forensik dari Australia

FKG Unhas menyelenggarakan Kuliah Tamu dengan menghadirkan Ahli Forensik, Dr. Meiya Sutisno, BSc. (Hons), Ph.D (Med) asal Sydney, Australia.

Penulis: Ranum Kumala Dewi | Editor: Ahmad Nur Rosikin
Dok. Fakultas Kedokteran Gigi Unhas
FKG Unhas menyelenggarakan Kuliah Tamu dengan menghadirkan Ahli Forensik, Dr. Meiya Sutisno, BSc. (Hons), Ph.D (Med) asal Sydney, Australia. 

TRIBUNHEALTH.COM - Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Hasanuddin (Unhas) kembali menyelenggarakan Kuliah Tamu dengan menghadirkan Ahli Forensik, Dr. Meiya Sutisno, BSc. (Hons), Ph.D (Med) asal Sydney, Australia.

Kuliah Tamu ini diselenggarakan dengan mengunsung tema "Forensic Expert Obligation: The Good, The Bad and The Ugly".

Kegiatan berlangsung mulai pukul 09.00 WITA yang terhubung secara virtual melalui aplikasi zoom meeting, Senin (11/4).

Baca juga: LAM-PTKes Visitasi Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis (PPDGS) Periodonsia FKG Unhas

Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Unhas, Prof. Muhammad Ruslin, drg., M.Kes., Ph.D., Sp.BM (K) membuka kegiatan ini.

Dalam sambutannya, Prof. Ruslin menyampaikan terima kasih dan apresiasinya kepada narasumber yang akan membagikan infomasi, ilmu, serta pengalaman dibidangnya.

Kuliah Tamu ini diselenggarakan dengan mengusung tema
Kuliah Tamu ini diselenggarakan dengan mengusung tema "Forensic Expert Obligation: The Good, The Bad and The Ugly". (Dok. Fakultas Kedokteran Gigi Unhas)

"Kesempatan berharga bagi FKG Unhas atas kehadiran narasumber Pakar Forensik dari Australia."

"Banyak hal yang akan dibagikan dan tentunya akan bermanfaat bagi pengembangan keilmuan bidang Kedokteran Gigi, khususnya bidang Ilmu Kedokteran Gigi Forensik dalam mengidentifikasi korban bencana," kata Prof. Ruslin.

Mengawali kegiatan, Peter Sahelangi, drg., Sp.OF (K), DFM Senior Supt (Ret), memberikan penjelasan terkait tindakan rekonstruksi wajah dan Identifikasi Superimposisi dengan metode identifikasi.

Baca juga: Prodi Terapi Gigi FKG Unhas Gelar FGD Sinkronisasi Capaian Pembelajaran Lulusan

Teknik ini merupakan alat investigasi untuk menghasilkan identitas potensial pada korban bencana massal.

Dalam setiap kasusnya, memerlukan metode rutin dengan cara Identifikasi Primer seperti Sidik jari, Analisis DNA, dan perbandingan data gigi geligi.

Kuliah Tamu dengan menghadirkan Ahli Forensik, Dr. Meiya Sutisno, BSc. (Hons), Ph.D (Med) asal Sydney, Australia.
Kuliah Tamu dengan menghadirkan Ahli Forensik, Dr. Meiya Sutisno, BSc. (Hons), Ph.D (Med) asal Sydney, Australia. (Dok. Fakultas Kedokteran Gigi Unhas)
2 dari 3 halaman

"Kepolisian Republik Indonesia telah membentuk tim Disaster Victim Investigation (DVI), dalam menjalankan tugas identifikasi."

"Salah satu cara yang digunakan yaitu Rekonstruksi dan Superimposisi Craniofacial dalam menyelidiki dan mengidentifikasi korban hidup dan mati, seperti pada beberapa kasus bom bunuh diri di Indonesia," jelas Peter.

Baca juga: Gelar Baksos Perawatan Gigi Tiruan, FKG Unhas dapat Bantuan Mobil Poli Gigi dari BSI

Dalam mengidentifikasi korban sangat diperlukan koordinasi yang baik antara tim DVI dengan petugas investigasi, yang dilakukan mulai dari lokasi kejadian.

Kebutuhan utama tim DVI Indonesia adalah dokter dan dokter gigi terlatih.

Sementara itu, Dr. Meiya Sutisno, BSc. (Hons) Ph.D (Med) merupakan Pakar Forensik Anatomi menjelaskan peran dari Saksi Ahli dalam setiap prosedur kesaksian persidangan.

Baca juga: Dekan FKG Unhas Jadi Tim Penilai Kelayakan Rumah Sakit Pendidikan di Jakarta

Ia menjelaskan bahwa tugas seorang saksi ahli adalah memberikan bukti yang relevan dan tidak memihak pada bidang keahliannya, dengan tetap bebas dari bias atau konflik kepentingan.

Setelah pemaparan pemateri, kegiatan dilanjutkan dengan sesi diskusi dan tanya jawab yang dipandu oleh Moderator, Fadhil Ulum A. Rahman, drg., Sp.R.K.G (Staf Dosen Departemen Radiologi Kedokteran Gigi FKG Unhas).

Baca juga: FKG Unhas Gelar Worksop Penyusunan Portofolio Mata Kuliah dan Revisi RPS

Kegiatan yang juga merupakan salah satu wujud terlaksananya Program Kampus Merdeka ini berakhir pukul 12.00 WITA.

Diperkirakan sekitar 200 orang peserta yang diantaranya berasal dari FKG Unhas, Fakultas Kedokteran Unhas, Universitas Indonesia, Universitas Airlangga, Universitas Padjajaran, Universitas Jember, serta dari beberapa kampus ternama lainnya di Indonesia.

Laporan : Majid Asinu (Humas FKG Unhas)

Baca juga: FKG Unhas Gelar Operasi Gratis Celah Bibir dan Lelangit di Kota Ambon

3 dari 3 halaman

(TRIBUNHEALTH)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comFKG UnhasUniversitas Hassanudin (Unhas)Ahli ForensikAustralia Fomepizole HBF Park Anthony Albanese
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved