TRIBUNHEALTH.COM - Perlu diketahui bahwa tidak sedikit orangtua yang menyadari bahwa mereka telah melakukan kekerasan pada anak.
Kekerasan pada anak sebenarnya tak hanya fisik saja, namun bisa kekerasan seksusal, dan kekerasan verbal.
Orangtua yang melakukan kekerasan pada anak tentu saja dapat menimbulkan dampak negatif pada anak, terutama saat anak masih dalam usia balita.
Anak-anak yang masih dalam usia balita dan mendapatkan kekerasan dari orangtua ataupun usia SD akan mengalami gangguan.
Gangguan yang dialami anak misalkan, anak tidak mau menjawab pertanyaan dari guru, tidak menajwab pertanyaan orang dewasa yang bertanya kepada anak.

Baca juga: Benarkah Konsumsi Gorengan Dapat Menurunkan Imunitas Tubuh? Begini Kata Dr. Dewi Marhaeni
Anak tidak mau memberikan jawaban karena anak merasa tidak aman dengan orang dewasa.
Sehingga anak akan melakukan generalisasi bahwa setiap orang dewasa menyakitkan, dan melukai anak-anak.
Tanpa disadari, kekerasan pada anak membuat rasa percaya kepada orang lain menjadi berkurang, terutama kepada orangtuanya.
Tentu saja anak merasa tidak yakin dan tidak ercaya dengan orangtuanya, maka mereka juga tidak yakin dan tidak percaya dengan oranglain juga.
Adib Setiawan menyampaikan bahwa orangtua yang melakukan kekerasan pada anak, belum tentu anak tidak melakukan kekerasan pada oranglain, namun tergantung dengan lingkungan.
Baca juga: dr. Binsar Martin Sebut Penularan HIV/AIDS Tidak Hanya Melalui Hubungan Seksual
Bisa dikatakan tergantung pada kondisi jangka pendek dari anak tersebut.
Contohnya, apabila orangtua melakukan kekerasan pada anak dengan memukul anak, dan anak tersebut mengimbangi dengan olahraga yang bagus, gizi yang bagus dan fisik yang bagus sehingga secara fisik anak kuat.
Tentu saja anak akan merasa berani ketika disekolah, sehingga bisa saja anak melakukan kekerasan pada oranglain.
Adib Setiawan menyampaikan, dengan fisik anak yang baik bisa dikatakan apabila memukul teman bisa dikatakan anak tersebut menang dan akan menajdi pembully.
Namun, jika dari segi fisik anak yang mendapat kekerasan tergolong lemah, ketika disekolah tidak menjadi pelaku pembully justru disekolah akan dibully.
Baca juga: Miliki Alergi Ikan, Bolehkah Suntik DNA Salmon? Begini Jawaban dr. Ratu Suzanna Oswarie
Karena fisik anak tersebut lemah, berbadan kecil, pendiam, dan penakut.
Ketika dirumah anak mendapatkan kekerasan dari orangtua, bisa saja disekolah atau saat bergaul dimasyarakat anak tersebut dibully oleh teman-temannya.
Sehingga anak yang mendapat kekerasan dan dibully akan semakin minder.
Ini dikutip dari channel YouTube Tribun Health bersama dengan Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi. Seorang psikolog keluarga dan pendidikan anak. Selasa (1/6/2021)
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)