Breaking News:

Terapi Asma Bertujuan Mempertahankan Paru-paru dan Mencegah Serangan yang Mengancam Jiwa

Asma merupakan gangguan yang terjadi pada saluran pernapasan. Tak hanya membuat penderitanya sulit bernafas, asma menimbulkan batuk dan nyeri dada.

Penulis: Putri Pramestianggraini | Editor: Ekarista Rahmawati
grid.id
ilustrasi seseorang yang mengalami asma 

TRIBUNHEALTH.COM - Asma merupakan penyakit yang ditandai dengan penyempitan dan peradangan saluran pernapasan yang mengakibatkan seseorang sulit bernafas.

Selain membuat penderitanya sulit bernafas, asma juga menimbulkan gejala seperti mengi, batuk-batuk, dan nyeri dada.

Sebenarnya penderita asma memiliki saluran pernafasan yang lebih sensitif dibandingkan dengan orang tanpa asma.

Ketika paru-paru penderita asma teriritasi pemicu seperti asap rokok, bulu binatang, debu, aktivitas fisik, infeksi virus, udara dingin dan paparan zat kimia, maka otot saluran pernafasan penderita asma akan menjadi kaku dan membuat saluran pernafasan menyempit.

Peradangan tersebut membuat sel di saluran pernapasan lebih banyak memproduksi lendir dari biasanya.

ilustrasi seseorang yang mengalami asma
ilustrasi seseorang yang mengalami asma (grid.id)

Baca juga: dr. Irmadani Intan Pratiwi Paparkan Jika Aplikator HIFU pada Wajah dan Vagina Berbeda

Lendir yang semakin banyak ini akan semakin mempersempit saluran pernapasan dan menyulitkan penderitanya untuk bernapas lega.

Sebagai suatu penyakit kronik, target terapi asma adalah untuk mempertahankan paru-paru dan mencegah serangan yang mengancam jiwa.

dr. Fariz mengatakan bahwa salah satu penyakit penyerta yang sering menjadi pemicu serangan asma adalah penyakit saluran cerna.

Contoh penyakit saluran cerna yang menjadi pemicu serangan asma yaitu saat asam lambung naik ke tenggorokan dan memicu serangan asma, sehingga saluran nafas mengecil dan muncul mengi.

Untuk menanganinya bisa dilakukan spirometri secara rutin, dan spirometri akan dievaluasi selama 3 bulan.

Baca juga: Diah Mahmudah, S.Psi Paparkan soal Sisi Anak-anak yang Ada di Dalam Diri Seseorang

2 dari 2 halaman

Jika kekontrolan baik, penggunaan obat yang relevan jarang, maka dokter bisa mengatur obat untuk pasien.

Namun, dikarenakan pandemi seperti sekarang yang bisa dilakukan adalah pemberian arus puncak espirasi dan bisa dilakukan oleh personal device milik pasien.

APE (arus puncak espirasi) bisa diperiksa dirumah dan device tersebut milik pasien, sehingga tidak dipertukarkan dengan pasien lain.

Dari hal tersebut dokter bisa menilai bagaimana derajat diameter saluran nafas melalui hasil arus puncak espirasi.

Apabila penderita asma juga mengalami kembung, maka memerlukan penata laksanaan khusus dan membutuhkan evaluasi.

Karena masalah kembung tidak bisa diatasi, maka masalah tersebut bisa menyumbang peningkatan frekuensi serangan pada penderita asma.

Ini disampaikan pada channel YouTube KompasTV, bersama dengan dr. Fariz Nurwidya Sp.P. Seorang dokter spesialis paru. Selasa (18/8/2020)

(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comAsmaTerapi asmadr. Fariz Nurwidya Sp.P.kesehatan paru-paru
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved