Breaking News:

Kenali Gejala OCD, Gangguan Pola Pikir dan Ketakutan Secara Berulang

Beberapa orang merasa mengalami pada gangguan pola pikir dan merasa ketakutan akan sesuatu. Gangguan tersebut membuat seseorang berperilaku kompulsif.

Penulis: Putri Pramestianggraini | Editor: Ekarista Rahmawati
health.kompas.com
ilustrasi gangguan ocd 

TRIBUNHEALTH.COM - OCD atau Obsessive Compulsice Disorder merupakan gangguan yang menyebabkan pola pikir dan rasa ketakutan yang tidak diinginkan.

Gangguan tersebut dapat membuat seseorang yang mengalaminya melakukan hal berulang dan berperilaku kompulsif.

OCD merupakan suatu gangguan mental yang ditandai dengan adanya gejala obsesi, dan kompulsi.

Obsesi adalah pikiran yang berulang, pikiran yang melelahkan, tidak diinginkan tetapi terjadi berulang-ulang.

Kompulsi adalah suatu aksi atau tindakan yang berulang-ulang.

dr. Zulvia menyampaikan bahwa pada beberapa orang mengetahui OCD hanya bersih-bersih saja, tetapi sebenarnya OCD memiliki beberapa tipe, yakni:

- OCD tipe kontaminasi

ilustrasi gangguan ocd
ilustrasi gangguan ocd (health.kompas.com)

Baca juga: drg. Anastasia Beberkan Kondisi Gigi yang Memerlukan Ekstraksi Maupun Perawatan Saluran Akar

Penderita OCD kontaminasi ini merasa takut akan mengalami infeksi virus atau kuman.

Sehingga penderita sering cuci tangan dan bersih-bersih tetapi tindakan tersebut terlalu berlebihan.

- OCD tipe keteraturan atau simetri

2 dari 3 halaman

Penderita OCD keteraturan seringkali melakukan kegiatan yang meluruskan barang dan menyusun barang agar selalu terlihat bahkan tertata lurus.

- OCD tipe bahaya

Penderita OCD bahaya memiliki pikiran yang takut akan bahaya, misalkan sering cek kompor, cek pintu karena takut terjadi hal yang berbahaya pada dirinya.

Baca juga: dr. Satya Perdana Benarkan Jika Keriput Tak Bisa Dihindari, Akan Tetapi Bisa Ditunda

- OCD tipe agresif atau kekerasan

Pada penderita OCD bertipe agresif atau kekerasan ini selalu berpikir bahwa mereka akan menyakiti orang lain.

Sehingga akhirnya seringkali berdoa ataupun beribadah agar tidak merasa berdosa.

dr. Zulvia menyampaikan bahwa tidak ada penyebab pasti pada penderita OCD, tetapi terdapat beberapa faktor yang mengumpul pada satu orang dan ketika ada stresor maka akan muncul OCD.

Biasanya OCD pertama kali muncul pada penderitanya di usia 10-24 tahun.

Kemungkinan pada saat penderita masih menduduki SD ataupun SMP sudah mengalami gejala OCD.

Gejala OCD tersebut akan sangat mengganggu dan ketika ada stresor kehidupan bisa muncul kembali dengan versi yang lebih berat.

Baca juga: Sadari Pengaruh Buruk Tindakan Body Shaming bagi Kesehatan Mental Seseorang

3 dari 3 halaman

Saat penderita OCD semakin dewasa dan disukung dengan adanya stresor kehidupan, maka gejala yang dialami oenderita akan semakin menjadi parah.

Perlu diketahui bahwa OCD memiliki beberapa faktor resiko dari sisi biologis menurut penelitian ada ketidakseimbangan neurotransmitter pada otak.

dr. Zulvia mengatakan bahwa dengan adanya ketidakseimbangan neurotransmitter pada otak, orang dengan OCD diberikan resep obat untuk menyeimbangkan neurotransmisi tersebut.

Adanya faktor genetik, faktor pola asuh juga mempengaruhi seseorang mengalami OCD.

Tak hanya itu saja, perkembangan seorang anak dan bagaimana orangtua mencontohkan perilaku pada anak dan juga faktor stresor sosial juga menjadi faktor resikonya.

Ini disampaikan pada channel YouTube KompasTV bersama dengan dr. Zulvia Oktanida Syarif, Sp.KJ. Seorang dokter spesialis kedokteran jiwa. Jumat (4/2/2022)

(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comOCDObsessive Compulsive DisorderTipe OCDdr. Zulvia Oktaninda Syarif Sp.KJ
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved