TRIBUNHEALTH.COM - Terkadang adanya bintil pada kelamin sering dianggap mengidap penyakit menular seksual.
Padahal tidak semua bintil dikelamin adalah penyakit menular seksual, bisa saja scabies.
Penyakit kulit kelamin paling parah selain scabies adalah pada pasien-pasien tertentu seperti pasien B20 (HIV) atau pada pasien dengan penyakit sistemik yang sudah lama seperti diabetes.
Pada pasien HIV atau diabetes, scabies bisa penuh diseluruh tubuh dan yang paling penuh pada area sela-sela jari tangan dan kaki.
Tak hanya pada area sela-sela jari tangan dan kaki, tetapi juga pada area kelamin.
dr. Az Zuhruf mengatakan bahwa scabies paling parah pada pasien tersebut sampai menimbulkan sisik yang sangat banyak.

Baca juga: Apakah Purging dan Breakout Tergolong Sama? Begini Ulasan dr. Adniana Nareswari, Sp. DV
Dalam dunia medis penyakit tersebut dikenal dengan Scabies krusta norwegia, karena penyakit tersebut sudah terlalu tebal dan sangat menular atau infeksius.
Parasit tersebut sangat menyukai area-area lipatan dan area kelamin.
Dalam proses penyembuhan tersebut jika pasien memiliki daya tahan tubuh yang bagus dan masih usia produktif akan lebih cepat proses penyembuhannya.
dr. Az Zuhruf mengatakan bahwa pada pasien yang memiliki daya tahan tubuh yang bagus dan masih usia produktif dua kali datang ke dokter dipastikan sudah bersih.
Pasien yang sekali datang dan scabies sembuh jarang terjadi karena lebih harus membersihkan baju-baju yang digunakan.
Baca juga: drg. Citra : Pencabutan Gigi Berlubang Tergantung dari Kondisi Pasien
Saat pasien datang, dokter akan memberikan obat dan dioleskan, karena obat ini husus dan dioleskan satu minggu sekali tidak diperbolehkan setiap hari.
Obat dioleskan semalamam, kecuali area leher sampai ke wajah dan dibawa tidur, pagi hari tubuh harus dibilas dan mandi dengan bersih.
Kemudian baju, sprei yang selesai digunakan harus dicuci dengan bersih dan kasur harus dijemur.
Kalau masih ada bintil yang tumbuh baru, minggu depan diulang sekali lagi ditambah dengan pengobatan yang lain.
Scabies adalah jenis penyakit kulit yang jarang bisa sembuh dengan sendirinya, karena scabies justru sangat cepat menular dan sangat infeksius.
Jika penyakit kulit bisa Self limiting disease adalah karena infeksi virus.
Baca juga: Waspada, Cedera Secara Tiba-tiba dapat Menyebabkan Nyeri Tulang Belakang
Herpes bisa juga disebabkan oleh infeksi virus.
Penyakit kulit Herpes yang timbul pada kulit kelamin disebut dengan Herpes genital atau herpes simplex.
Tetapi herpes genital atau herpes simplex berhubungan dengan penyakit menular seksual.
dr. Az Zuhruf menjelaskan bahwa herpes ini berbeda dengan herpes genital, herpes ini memang menginfeksi kulit letaknya bisa dimana saja bahkan bisa juga diarea genital apabla mengenai saraf di sakral dua.
Penyakit kulit herpes tersebut disebut dengan Herpes Zoster atau Cacar ular.
Kuman penyebab herpes zoster adalah virus, jika daya tahan tubuh bagus bisa self limiting disease atau sembuh sendiri dengan mengonsumsi makanan yang bergizi, istirahat yang cukup, dan minum vitamin apabila tahan dengan rasa nyerinya.
Baca juga: Jika Kurang Menjaga dan Merawat Gigi Palsu, Kemungkinan Gigi akan Mengalami Perubahan Warna
Berbeda dengan herpes yang disebabkan oleh jamur dan kutu yang menimbulkan keluhan gatal.
Keluhan yang timbul ketika herpes zoster adalah rasa perih, nyeri, panas, dan kadang-kadang badan sampai panas dingin dan demam.
Pada tubuh seperti terdapat lepuhan yang muncul di area kulit, jika pada kelamin maka akan mengenai area sakral dua dan jika pada area lain akan sesuai dengan tingginya area persyarafan.
Kuman penyebab herpes ini sama dengan kuman penyebab cacar, yaitu Varicella-zoster virus.
Setelah kita terinfeksi cacar, kuman akan menetap di sel saraf tubuh.
Baca juga: drg. Munawir : Melepas Kawat Gigi Dihitung Saat Masa Retensi Dilakukan dengan Rumus
Pada saat kondisi tubuh sedang tidak baik, maka akan timbul infeksi dengan gejala lepuh kecil-kecil seperti nanah tetapi isinya bukan nanah.
Gejala yang timbul akan disertai dengan nyeri, demam, rasa panas dan pegal-pegal.
Letak gejala tersebut hanya pada area saraf yang terinfeksi saja.
Namun saat seseorang mengalami penurunan daya tahan tubuh bisa mengenai lebih dari satu saraf, misalnya pada kondisi seseorang B20 (HIV).
Ini disampaikan pada channel YouTube Tribun Lampung bersama dengan dr. Az Zuhruf Rudhuwan, Sp.KK. Seorang dokter spesialis kulit & kelamin RSUD Demang Sepulau Raya Lampung Tengah dan RS Yukum Medical Center Lampung Tengah. Jumat (2/9/2020)
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)