TRIBUNHEALTH.COM - Hubungan intim ialah aktivitas yang menyenangkan dan dapat mempererat hubungan dengan pasangan.
Dispareunia merupakan keluhan rasa sakit di daerah kelamin yang terjadi secara berulang ketika akan, sedang, atau setelah melakukan hubungan seksual.
dr. Binsar Martin mengatakan bahwa diagnosis dispareunia ini diklasifikasikan menjadi dua, yaitu dispareunia superfisial dan dispareunia dalam.
Keluhan dispareunia ini berupa rasa nyeri yang timbul terus-menerus atau sewaktu-waktu pada area kemaluan.
Rasa sakit yang sering muncul terasa panas, tajam, atau bahkan kram seperti saat menstruasi.
Tidak hanya dirasakan pada vagina, rasa sakit ini juga bisa dirasakan pada kandung kemih, saluran kencing, dan panggul.

Baca juga: Kenali Beberapa Perawatan yang Mengatasi Kerontokan Rambut, Begini Penjelasan dr. Ni Wayan
Keluhan nyeri ini bisa saja terjadi ketika sebelum, selama ataupun sesudah berhubungan intim.
Sebenarnya penyakit Dispareunia ini bisa dialami oleh laki-laki maupun perempuan.
Namun, kebanyakan Dispareunia ini dialami oleh perempuan.
Hal ini bisa dipicu oleh beberapa faktor, diantaranya adalah penyakit yang diderita bahkan karena keadaan psikologis.
Pada waktu terjadinya penertrasi penis terjadi perlukaan, dan beberapa penyebab nyeri adalah sebagai berikut:
a. Penurunan hormon esterogen
b. Adanya penyakit yang mendasari
Baca juga: Selain Cara Sikat Gigi yang Salah, Konsumsi Makanan Tinggi Asam Memicu Terjadinya Gigi Sensitif
Ada banyak hal bahwa beberapa penyakit ini menyebabkan dinding permukaan vagina mengering adalah:
- Hipertensi
- Diabetes melitus
- Gangguan pada pembuluh darah pasca stroke pada seorang wanita
Karena beberapa penyakit diatas, maka terjadi penghambat saat pembasahan dan akhirnya mengakibatkan rasa nyeri pada saat senggama.
c. Adanya perlukaan yang disebabkan oleh tumor, peradangan, dan alat kontrasepsi (IUD).
IUD yang dipasang pada dinding rahim yang akan membuat peradangan dan bisa mengenai rongga dinding pada avagina.
Akhirnya terjadi peradangan dan mengakibatkan rasa nyeri saat bersenggama.
Ini dikutip dari tayangan YouTube Tribunnews.com, yang disampaikan oleh dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS. Seorang Medical sexologist. Jumat (3/7/2020)
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)