TRIBUNHEALTH.COM - Skin barrier merupakan lapisan kulit terluar yang berfungsi sebagai pelingung kulit.
Sebenarnya skin barrier memiliki fungsi yang sangat penting bagi kulit seperti menampung 60% kadar air agar melindungi kelembaban kulit, melindungi kulit dari radiadi sinar UVA/UVB.
Selain itu, skin barrier juga berfungsi melindungi kulit dari trauma goresan, infeksi jamur, virus maupun infeksi bakteri.
Seringkali kesehatan skin barrier diabaikan dan tidak dianggap penting.
dr. Agung Prasetya menyampaikan beberapa penyebab kerusakan skin barrier:
- Faktor eksternal (dari luar)
Pertama, menggunakan produk skincare yang tidak cocok pada kulit dan terlalu mengeksfoliasi.
Baca juga: dr. Andi Dhedie Sebut Sindrom Karpal Tunnel Seringnya Terjadi Tanpa Trauma
Hal itu bisa menyebabkan kerusakan pada skin barrier.
Kedua, karena over expose dengan radiasi matahari yang membawa sinar UVA dan UVB, jika tidak menggunakan sunblock tentunya skin barrier akan mengalami kerusakan.
Ketiga, di masa pandemi diwajibkan menggunakan masker, apabila masker terlalu ketat dan tidak diganti setiap 4 jam tentunya bisa menyebabkan iritasi pada bagian wajah yang tertutup oleh masker.
Dikarenakan terjadi kontak atau gesekan-gesekan yang cukup kuat.
Bila tidak menggunakan pelembab dan sunblock tentunya kulit akan mengalami iritasi atau disebut dengan fiction dermatitis, gesekan terus menerus yang bisa menyebabkan skin barrier rusak.
Keempat, faktor tidak cocok menggunakan make up yang selalu menggunakan make up.
Baca juga: Sensasi Asam pada Mulut Bisa Jadi Tanda Kanker Perut, Dapat Disertai Mual dan Sulit Menelan
Apabila terlalu komedogenic dan alergi terhadap bahan-bahan make up, maka bisa menyebabkan iritasi dibagian wajah.
Kelima, dikarenakan infeksi oleh bakteri dan terkena penyakit jamur kulit, infeksi karena virus juga bisa menyebabkan ketahanan kulit mengalami kerusakan apabila tidak segera disembuhkan.
Contoh infeksi karena jamur yaitu kandida, infeksi karena virus yakni herpes implek atau cacar air, infeksi bakteri yaitu infeksi karena stapilococcus aureus.
Yang paling penting dalah dari life style, seperti kurang minum air putih, kurang mengonsumsi sayur dan buah sehingga kadar pelembab alami tubuh akan menurun.
Keenam, bia dikarenakan scrubinng wajah terlalu berlebihan dan mencuci wajah lebih dari 3x dalam sehari.
Karena hal tersebut menyebabkan kelembaban alami pada wajah semakin berkurang.
Baca juga: Berikut Ini Faktor Risiko hingga Ciri-ciri Terjadinya Stroke, Simak Ulasan dr. Zam Zanariah
Ketujuh, yang paling terasa sepele adalah karena faktor asupan nutrisi yang kurang.
- Faktor internal (dari dalam)
Pertama, faktor degeneratif atau usia.
Semakin bertambahnya usia, kadar kolagen dan kadar pelembab alami tubuh kita akna menurun.
Kedua, memiliki bakat alergi.
Contohnya mengalami dermatitis atopik, memiliki bakat alergi secara turun menurun.
Atau penyakit psoriasis, peradangan reaksi kulit akibat imun yang terganggu.
Ciri-ciri skin barrier yang mengalami kerusakan antaralain:
- Kulit kering dan bersisik
Baca juga: Tidur Punya Peran Penting bagi Kesehatan Otak, Berapa Lama Durasi Ideal yang Direkomendasikan?
- Mudah gatal
- Mudah memerah dan mengalami ruam-ruam kemerahan
- Pedih
- Panas
- Tekstur kulit tidak rata
- Bruntusan
- Mudah berjerawat
Cara penanganan pada skin barrier yang rusak adalah sebagai berikut:
- Menghindari pemicu
- Hindari scrubbing untuk mengeksfoliasi kulit
- Hindari cuci muka menggunakan air hangat
- Cuci muka 2x dalam sehari
- Pilih sabun cuci muka yang mengandung pelembab yang tinggi
- Pilih produk skincare yang menenangkan kulit
Ini disampaikan pada channel YouTube Tribun Lampung News Video, bersama dengan dr. Agung Prasetya. Kamis (4/2/2021)
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)