Breaking News:

Risiko Karies Susu Botol pada Anak, Mulai dari Ngilu hingga Harus Dirawat di Rumah Sakit

Berikut ini simak penjelasan dokter gigi mengenai risiko karies susu botol pada anak.

Freepik.com
Ilustrasi dokter gigi-simak penjelasan drg. Wiwik Elnangti Wijaya, Sp. KGA mengenai risiko karies susu botol pada anak. 

TRIBUNHEALTH.COM - Karies susu botol adalah salah satu masalah gigi yang kerap ditemui pada anak-anak.

Kondisi karies susu botol terjadi akibat anak terlalu sering mengonsumsi minuman melalui botol.

Anak yang mengalami karies susu botol umumnya akan merasakan rasa ngilu dan gigi menjadi berlubang.

Baca juga: Benarkah Setelah Mengonsumsi Makanan Asam Dilarang Sikat Gigi? Ini Jawaban drg. R. Ngt. Anastasia

Bila terus didiamkan, maka tidak menutup kemungkinan kondisi bisa semakin memburuk.

Berikut ini simak penjelasan drg. Wiwik Elnangti Wijaya, Sp. KGA.

Wiwik lahir di Goa, pada 7 Mei 1981.

Profil drg. Wiwik Elnangti Wijaya, Sp. KGA
Profil drg. Wiwik Elnangti Wijaya, Sp. KGA (Dentamedica care center)

Saat ini dirinya tinggal bersama keluarganya di Makassar, Sulawesi Selatan.

Sejak 2014 hingga sekarang, Wiwik masih konsisten menjadi staf medis RSUD Salewangang, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.

Baca juga: Profil drg. Wiwik Elnangti Wijaya, Sp.KGA. yang Bekerja di RSUD Salewangang, Maros, Sulawesi Selatan

Sebelum bekerja di RSUD Salewangang, pada 2019 ia sempat berprofesi sebagai seorang dosen di Departemen Kedokteran Gigi Anak, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.

Sembari mengajar, ia juga menjadi Staf Medis Rumah Sakit Gigi Universitas Hasanuddin.

2 dari 3 halaman

Tanya:

Dokter risiko apa yang bisa terjadi pada anak yang mengalami karies susu botol selain mengalami rasa ngilu?

Ilustrasi pemeriksaan gigi pada anak
Ilustrasi pemeriksaan gigi pada anak (Tribunnews.com)

Baca juga: Hobi Mengunyah Es Batu? Dokter Gigi Ungkap Efek Samping yang Bisa Terjadi

Uma, Solo.

drg. Wiwik Elnangti Wijaya, Sp. KGA Menjawab:

Bukan hanya menyebabkan ngilu, bisa juga memicu rasa nyeri.

Jika tidak ditangani akhirnya akan ada gangguan dan anak menjadi sulit makan.

ilustrasi anak susah untuk makan
Ilustrasi anak susah untuk makan (kompas.com)

Sehingga kebutuhan nutrisi si anak akan menjadi sulit terpenuhi.

Lalu jika gigi itu tidak dirawat, kita cabut.

Baca juga: Ketahui Prosedur Cabut Gigi yang Benar menurut drg. A. Tajrin, M.Kes., Sp.BM (K)

Karena ketika menyisakan gigi berlubang atau sisa akar maka akan menjadi fokus infeksi pada gigi si anak.

Jadi anak terkadang akan demam dan gigi menjadi bengkak.

Ilustrasi sakit gigi pada anak
Ilustrasi sakit gigi pada anak (pixabay.com)
3 dari 3 halaman

Bahkan ada kasus yang membuat anak harus dirawat di rumah sakit.

Karena anak tersebut sudah masuk ke tahap infeksi berat.

Baca juga: Efek Samping Pemberian Empeng pada Bayi, Ini Penjelasan drg. Wiwik Elnangti Wijaya, Sp. KGA

Jadi kalau dalam kondisi gigi anak harus dicabut, sementara gigi permanennya masih sangat jauh untuk terganti (umum terganti usia 6 sampai 8 tahun), maka akan menyebabkan terganggunya proses pertumbuhan dari rahangnya.

ilustrasi dokter gigi
ilustrasi dokter gigi (Kompas.com)

Sehingga rahang menjadi tidak berkembang secara optimal.

Sementara kita tahu ukuran dari gigi dewasa itu lebih besar daripada gigi sulung, jadi tempatnya kecil, rahangnya kecil, giginya normal, akhirnya banyak yang harus pakai kawat gigi.

Baca juga: 10 Kebiasaan yang Bisa Memicu Masalah Gigi dan Mulut dari drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati

(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comRumah Sakitkariessusu botolWiwik Elnangti Wijayadrg. Wiwik Elnangti Wijaya Sp.KGA.Universitas Hasanuddin
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved