TRIBUNHEALTH.COM - Demensia sering disalahartikan sebagai penyakit pikun.
Demensia bukanlah penyakit, melainkan gejala suatu penyakit.
Demensia ditandai dengan penurunan daya ingat atau kondisi dimana seseorang kesulitan untuk mengingat sesuatu dari memorinya.
Batasan waktu demensia berkembang dari stadium awal sampai stadium berat sebenarnya tidak ada batasan waktu yang pasti.
Hal ini karena masing-masing individu memiliki keunikan tersendiri.
Baca juga: drg. Andi Tajrin, M.Kes., Sp.BM (K) Paparkan Penanganan Rahang yang Bengkok, Simak Penjelasannya

"Ada yang mempunyai penyakit metabolik, ada yang mempunyai penyakit yang lain sehingga penyakit-penyakit itulah yang akan memperberat dan memengaruhi perjalanan demensia tersebut," imbuhnya.
Hal ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr. B. Neni Mulyanti, Sp.PD, FINASIM yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Jateng program Rubrik Kita edisi 07 Januari 2022.
Apabila menemui gejala-gejala perubahan mood yang berbeda dengan kebiasaan-kebiasaan sebelumnya baiknya segera diwaspadai dan segera melakukan konsultasi dengan dokter.
"Yang biasanya periang justru sekarang menarik diri atau yang tadinya biasanya pendiam sekarang menjadi mudah marah," ungkapnya.
Bisa dilihat juga dalam hal-hal tertentu mungkin ada sedikit penurunan daya ingat.
Baca juga: Apakah Rekonstruksi Rahang Bisa untuk Menangani Bibir Sumbing? Simak Tanggapan drg. A. Tajrin, M.Kes

"Yang paling penting juga jika kita tahu bahwa ada keluarga atau saudara yang juga mengalami demensia, maka kita harus lebih aware," pungkasnya.
Baiknya melakukan pemeriksaan untuk demensia, karena demensia juga bisa disebabkan karena faktor genetik.
Untuk penyakit-penyakit metabolik seperti diabetes, hipertensi, kolesterol yang tinggi harus dicermati dengan komplikasi yang bisa terjadi.
Pasalnya penyakit-penyakit tersebut bisa mengganggu pembuluh darah terutama pada otak.
Dimana nantinya bisa berkembang menjadi penyakit sumbatan pembuluh darah.
Dokter menuturkan jika demensia tidak bisa sembuh.
Baca juga: drg. Andi Tajrin Sebut Jika Cedera Rahang Akibat Kecelakaan Bisa Diatasi dengan Rekonstruksi Rahang

Baca juga: Berbagai Masalah akan Muncul Jika Tidak Menjaga Kesehatan Gigi, Berikut Penjelasan drg. Riana
Penjelasan Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr. B. Neni Mulyanti, Sp.PD, FINASIM dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Jateng program Rubrik Kita edisi 07 Januari 2022.
(Tribunhealth.com/Dhianti)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.