Breaking News:

Ketahui Efek Jangka Panjang Demensia, dr. B. Neni Mulyanti, Sp.PD,FINASIM: Bisa Memicu Penyakit Lain

Menurut dr. B. Neni Mulyanti, Sp.PD, FINASIM, pada stadium berat penderita demensia kesulitan untuk makan dan minum.

Penulis: Dhiyanti Nawang Palupi | Editor: Ekarista Rahmawati
health.kompas.com
Ilustrasi demensia stadium berat, menurut dr. B. Neni Mulyanti, Sp.PD, FINASIM akan lebih banyak berbaring 

TRIBUNHEALTH.COM - Demensia merupakan sekumpulan gejala yang memengaruhi kemampuan fungsi kognitif otak dalam mengingat, berpikir, bertingkah laku hingga berbahasa.

Umumnya penyakit ini terjadi pada lansia, tepatnya usia 65 tahun ke atas yang bisa terjadi pada wanita maupun pria.

Bahkan bisa semakin tinggi setelah seseorang berusia lebih dari 85 tahun.

Pasalnya faktor genetik juga menjadi salah satu faktor risiko demensia.

Akan tetapi secara umum kondisi ini bisa disebabkan adanya kerusakan sel-sel otak yang bisa terjadi di beberapa bagian otak.

Baca juga: Apakah Rekonstruksi Rahang Bisa untuk Menangani Bibir Sumbing? Simak Tanggapan drg. A. Tajrin, M.Kes

Ilustrasi penderita demensia, dr. B. Neni Mulyanti, Sp.PD, FINASIM paparkan efek jangka panjangnya
Ilustrasi penderita demensia, dr. B. Neni Mulyanti, Sp.PD, FINASIM paparkan efek jangka panjangnya (Freepik)

Hal ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr. B. Neni Mulyanti, Sp.PD, FINASIM yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Jateng program Rubrik Kita edisi 07 Januari 2022.

Dokter menuturkan jika demensia harus dicermarti untuk efek jangka panjangnya.

Pada stadium berat biasanya penderita kesulitan untuk makan dan minum.

Penderita stadium berat biasanya akan lebih banyak untuk berbaring saja.

Sementara kita ketahui jika kebiasaan tersebut menyebabkan penderita malnutrisi, dehidrasi, dan menjadi lemas karena kekurangan cairan maupun elektrolit.

Baca juga: drg. Citra Tegaskan Apapun Penyebab Gigi Hilang Harus Segera Diganti dengan Gigi Baru

Ilustrasi penderita demensia, menurut dr. B. Neni Mulyanti, Sp.PD, FINASIM bisa menyebabkan malnutrisi
Ilustrasi penderita demensia, menurut dr. B. Neni Mulyanti, Sp.PD, FINASIM bisa menyebabkan malnutrisi (Pexels.com)
2 dari 2 halaman

Selain itu, terlalu banyak berbaring bisa menyebabkan dekubitus.

Dekubitus merupakan luka akibat penekanan yang lama pada kulit karena berbaring terus-menerus.

Berbaring terus-menerus menyebabkan otot menjadi mengecil atau kontraktur yang menyebabkan kaku dan tidak bisa bergerak.

Tentunya hal ini bisa memicu terjadinya penyakit-penyakit yang lain.

Baca juga: drg. Andi Tajrin Sebut Jika Cedera Rahang Akibat Kecelakaan Bisa Diatasi dengan Rekonstruksi Rahang

Ilustrasi demensi, dr. B. Neni Mulyanti, Sp.PD, FINASIM sebut bisa memicu penyakit lain
Ilustrasi demensi, dr. B. Neni Mulyanti, Sp.PD, FINASIM sebut bisa memicu penyakit lain (Freepik)

Baca juga: Sederet Tahap-tahap Perawatan Kulit Secara Sederhana yang Bisa Dilakukan di Rumah

Penjelasan Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr. B. Neni Mulyanti, Sp.PD, FINASIM dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Jateng program Rubrik Kita edisi 07 Januari 2022.

(Tribunhealth.com/Dhianti)

Baca berita lain tentang kesehatan di sini.

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comdr. B. Neni Mulyanti Sp.PD FINASIMDemensiapenyebab demensiaCegah demensia
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved