TRIBUNHEALTH.COM - Dokter Gigi Spesialis Bedah Mulut dan Maksilofasial, drg. A. Tajrin, M.Kes., Sp.BM (K) memberikan pesan jika ingin melakukan bedah rekonstruksi rahang.
Rekonstruksi rahang adalah suatu tindakan pembedahan yang diberikan untuk memperbaiki kelainan posisi rahang.
Secara ilmiah, tindakan ini bernama pembedahan rahang Maksilofasial.
Baca juga: drg. Ari Wd Astuti Jelaskan Panduan Datang ke Dokter Gigi pasca Pandemi Covid-19 Berangsur Membaik
Pembedahan ini bisa dilakukan dengan berbagai indikasi.
Namun secara utama pembedahan ini dilakukan untuk memperbaiki kondisi rahang yang tidak maksimal atau kondisi otot. Bukan untuk kepentingan kecantikan.

Sehingga bisa mendapatkan tampilan wajah yang terlihat lebih baik.
"Karena sebelumnya rahang atas dan bawah tidak harmonis, sekarang menjadi seimbang."
"Jadi yang sebelumnya tidak terlalu ganteng atau cantik, maka akan pasti menjadi lebih cantik," sambung Tajrin dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribunhealth.
Baca juga: Bukan Hanya Gigi Berlubang Saja, Sariawan Termasuk Gangguan pada Kesehatan Mulut
Namun untuk mendapatkan hasil yang optimal, sebelum menjalan prosedur rekonstruksi rahang, pasien dianjurkan melakukan pemeriksaan kesehatan secara tuntas.
Pemeriksaan ini wajib dilakukan secara tuntas oleh setiap pasien yang akan menjalankan bedah rekonstruksi rahang.

Untuk menyelerasakan keinginan, Tajrin pun menghimbau kepada pasien agar memastikannya kepada dokter yang akan menangani.
"Pastikan kepada dokternya seperti apa hasil yang akan didapatkan dan pastikan prosedur yang dilakukan terintegrasi," pesan Tajrin.
Prosedur yang terintegrasi melibatkan sejumlah profesi kedokteran.
Baca juga: Mengenal Peran Dokter Spesialis Ortodonti Selain Merapikan Gigi, Ini Kata drg. Eddy Heriyanto Habar
Bukan hanya dilakukan oleh dokter spesialis bedah mulut saja, namun juga berkolaborasi dengan dokter spesialis ortodonti.
Serta juga bisa melibatkan profesi dokter yang lain.
Selanjutnya, mematangkan kesiapan pada diri sendiri sebelum menjalankan rekonstruksi rahang.

"Pasien harus siap mental, jangan sampai setelah operasi ketika dokter menyarankan rahang dikunci sampai 4 minggu tiba-tiba nggak sanggup," imbuh Tajrin.
Kondisi tersebut akan menyebabkan masalah baru.
Oleh karena itu, pasien harus berpikir secara matang sebelum menjalankan rekontruksi rahang.
Baca juga: Perlukah Cairan Khusus untuk Membersihkan Gigi Palsu? Begini Ulasan Dr. drg. Munawir H. Usman, SKG
Kemudian bila sudah meyakinkan diri, maka diharuskan menjalankan setiap prosedur dengan baik.
Dengan demikian, pasien akan bisa memperoleh hasil yang diinginkan secara maksimal tanpa komplikasi.
Persiapan Sebelum Rekonstruksi Rahang
Lebih lanjut, sebelum menjalankan metode rekonstruksi rahang, pasien harus mendapatkan penanganan oleh dokter spesialis ortodonti untuk melakukan pemasangan behel gigi.
Karena diketahui, rahang adalah suatu pondasi dan gigi geligi ada tiang-tiang yang terdapat pada rongga mulut.
Artinya jika ingin membenarkan pondasinya, maka posisi tiang-tiang tersebut harus disiapkan.

"Harus dirapikan dengan lengkung yang mengikuti pondasinya," terang Tajrin.
Jika dilakukan bedah rekonstruksi tanpa penyesuain gigi geligi sebelumnya, maka kemungkinan besar akan terjadi kegagalan.
Baca juga: drg. Anastasia: Dalam Medis Terjadinya Anomali Posisi Gigi Geligi Tidak Harus Dilakukan Pencabutan
"Sehingga pada saat operasi, gigi geligi itu sudah tersusun dalam lengkungnya."
"Jadi tidak terjadi lagi hubungan rahang yang tidak sesuai (maloklusi)," tambahnya.
Penjelasan drg. A. Tajrin, M.Kes., Sp.BM (K) ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribunhealth, Kamis (6/1/2022).
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)