TRIBUNHEALTH.COM - Seringkali pasien datang dengan kondisi demam dan kondisi ispa seperti batuk, pilek dan keluhan sesak.
Tentu saja banyak pasien yang mengalami keluhan tersebut tetapi tidak berobat dikarenakan kekhawatiran akan pemeriksaan Covid-19.
Pengaruh cuaca dari musim kemarau beralih ke musim penghujan juga akan mempengaruhi kesehatan.
Perubahan cuaca mempengaruhi produksi cairan didalam tubuh, sehingga cairan sangat dibutuhkan secara berlebih.
Orang yang jarang minum atau kurang dari 8 gelas dalam satu hari pasti akan merasakan haus sampai terasa kering.
Ketika imunitas tubuh menurun dan terinfeksi oleh bakteri atau virus, akhirnya terjadilah gejala ispa.

Baca juga: Perlunya Kontrol Sesuai Jadwal yang Ditentukan Dokter untuk Menghindari Kasus yang Tidak Diinginkan
Tenggorokan dan saluran pernafasan membutuhkan kondisi lembab, apabila kering maka mudah terjadi proses yang disebut dengan inflamasi atau disebut dengan radang.
Omicron merupakan sebuah varian genom dari Covid-19.
Varian genom merupakan gabungan dari masing-masing nama virus.
Perbedaan nama virus tersebut diakrenakan adanya mutasi atau perubahan secara genetik.
Yang membedakan adalah dari gejala yang dialami pasien.
dr. Adnan menyampaikan bahwa gejala dari Omicron termasuk gejala ringan atau bahkan tidak menunjukkan gejala sama sekali.
Sampai sejauh ini belum ada penelitian yang berkaitan anatara nyeri tenggorokan dengan Omicron.
Baca juga: Perawatan HIFU Tergolong Aman Dilakukan, Namun Terdapat Beberapa Risiko yang Mungkin Dialami
Tetapi dari literatur yang ada, gejala nyeri tenggorokan tidak menjamin ciri khas dari Omicrom atau dari Covid-19.
Akan tetapi nyeri tenggorokan menjadi ciri khas gejala panas dalam atau dalam bahasa medis disebut dengan Faringitis akut.
Gejala-gejala dari Omicron lebih cenderung ke batuk dan pilek.
Selama tidak ada gejala batuk dan pilek sebenarnya idak menjadi masalah.
dr. Adnan menyampaikan bahwa variasi Omicron berbeda dengan variasi sebelumnya yakni varian delta.
Omicron memiliki gejala yang lebih ringan, berbeda dengan Delta yang memiliki gejala berat.
dr. Adnan Menghimbau masyarakat untuk tidak terlalu khawatir namun jangan sampai lengah dan tetap menjaga protokol kesehatan.
Baca juga: drg. Anastasia Sebut Kasus Anomali pada Tulang Tidak Bisa Diatasi dengan Invisalign
Karena kekhawatiran atau kecemasan bisa menurunkan imunitas tubuh.
Faktor psikologis seseorang seperti takut dan khawatir berlebihan justru membuat pikiran tidak tenang.
Ketika pikiran tidak tenang maka akan memperngaruhi kondisi imunitas dalam tubuh.
Seseorang dalam kondisi tidak bahagia ataupun dalam keadaan ketakutan maka kondisi akan emngalami perubahan.
Ini disampaikan pada channel YouTube Tribun Jabar bersama dengan dr. Adnan Yunadi Latief. Rabu (19/1/2022)
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)