Breaking News:

Selain Plak dan Predisposisi, Gingivitis Terjadi Karena Kondisi Sistemik, Begini Ulasan Dokter

Gingivitis merupakan masalah pada gusi yakni gusi mudah berdarah. Kondisi ini biasanya disebabkan adanya plak pada permukaan gigi dan predisposisi.

Penulis: Putri Pramestianggraini | Editor: Ekarista Rahmawati
freepik.com
ilustrasi terjadinya peradangan gusi 

TRIBUNHEALTH.COM - Faktor modifikasi penyebab gingivitis bukan hanya sebatas plak dan predisposisi, tetapi ada hubungannya di ataranya adalah kondisi sistemik.

Artinya kesehatan umum dari pemilik raga terbagi atas 2 hal baik sistem endoktrin atau hormonal.

Misalkan kejadian pubertas, siklus menstruasi, kontrasepsi secara oral, dan kehamilan.

Faktor sistemik pada mereka yang memiliki kelainan diabetes melitus, leukimia, dan kelianan darah juga memiliki peran pada kejadian cepatnya terjadi gingivitis.

drg. Anastasia mengatakan bahwa medikasi terkait dengan pemakaian kontrasepsi oral.

ilustrasi terjadinya peradangan gusi
ilustrasi terjadinya peradangan gusi (freepik.com)

Baca juga: Peradangan Akibat Tumbuhnya Gigi Membuat Anak-anak Merasa Tidak Nyaman Hingga Malas Makan

Malnutrisi adalah defisiensi atau kekurangan vitamin A, vitamin B complex, vitamin C, kekurangan gizi secara umum atau mal nutrisi secara umum yang biasa disebut dengan kelaparan.

Terkadang terjadinya gingivitis sering kali tidak disadari.

Ketika gingivitis terjadi dan derajatnya masih ringan, secara umum kurang menyadarinya.

Umumnya baru berlangsung pada fase awal di hari ke dua hingga hari ke empat sejak plak tidak terbersihkan secara sempurna.

Biasanya yang dialami adalah gingivitis ringan, dimana sang pemilik raga belum menyadarinya.

2 dari 3 halaman

Apabbila berlangsung terus menerus dalam jangka panjang, bisa menyebabkan kejadian kronis yang bisa berlanjut parah.

Baca juga: Konsumsi Obat atau Suplemen dengan Dosis Berlebihan Bisa Menyebabkan Gangguan Kesehatan

Bahkan pada beberapa kasus, kalau sampai terjadi karang pada per,mukaan gigi, baik supra-gingiva maupun sub-gingiva bisa memicu kejadian kerusakan yang lebih luas.

Bukan hanya gingivitis, bahkan pada area jaringan keras pendukung gigi.

Radang gusi pada fase selanjutnya, atara 4 sampai 7 hari, apabila tidak dibersihkan dengan tuntas, terutama dialami pada kasus-kasus gigi berjejal atau crowding yang dialami adalah kasus-kasus yang lebih parah.

Lebih parah dimana sudah mulai ada kejadian bengkak pada gusi.

Pada kasus lanjut, antara 15 sampai 21 hari, proses perdarahan yang berlangsung akan dikeluhkan bisa menjadi semakin parah, bahkan bisa sampai terjadi kejadian rusaknya perlekatan antara gingiva yang sehat dengan gigi.

Baca juga: Pemerintah Prediksi Puncak Omicron Pertengahan Februari hingga Awal Maret, Ini Langkah Antisipasinya

Dokter akan mengukur seberapa dalam kantong gusi yang terbentuk akibat kejadian rusaknya jaringan pendukung gigi.

Jaringan pendukung gigi tidak hanya gusi, tetapi juga ada tulang penyangga gigi.

Apabila kejadian kantong gusi sampai rusak, diakibatkan olrh gingivitis maka dokter akan menggunakan alat untuk mendeteksi keparahan kasus yang dialami.

drg. Anastsis menyampaikan bahwa gingivitis ada yang bersifat tiba-tiba dan gingivitis yang berulang.

Yang paling sering tidak disadari tetapi mempunyai imbas yang luar biasa adalah gingivitis kronis.

Baca juga: Ahli Gizi Sebut Camilan Padat Gizi dapat Membantu Penderita Asam Lambung Menambah Berat Badan

3 dari 3 halaman

Pada fase awal tidak disadari oleh pasien karena tidak menimbulkan gejala nyeri.

Hanya ketika sudah parah atau terjadi proses gigivitis berulang barulah muncul rasa atau keluhan nyut-nyutan.

Terutama dialami oleh pasien yang mengalami food impaction.

Ini disampaikan pada channel YouTube Tribunnews, dan disampaikan oleh drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati. Seorang dokter gigi. Jumat (9/4/2021)

(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comGingivitisGejala gingivitisGusi BerdarahRadang GusiPenyebab Gusi Berdarahdrg. R. Ngt. Anastasia Ririen Hariara Nabolon Biapong
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved